Moderator yang terpilih, menurut Arief, diundang bersama KPU untuk berbicara lebih detail terkait rangkaian acara debat. Moderator juga ikut merumuskan pertanyaan-pertanyaan bersama tim ahli. Lalu, KPU melatih moderator agar bisa memandu debat. "Karena profesi mereka sehari-hari ahli di bidangnya. Bukan ahli memandu debat," sebut Arief.
Saat pelatihan, lanjut Arief, disampaikan juga beberapa catatan yang boleh dan tidak dalam debat. Misalnya, jika nanti KPU berlakukan larangan bagi capres untuk mengacungkan satu jari atau dua jari, dan larangan menyebutkan angka satu atau dua. "Itu yang kita atur, oralnya, lisannya. Tidak boleh katakan satu, dua. Kita hindari. Cari pilihan kata yang lain. Hal-hal yang boleh atau tidak, itu nanti moderator diberi tahu," kata Arief.
Arief menilai moderator debat capres berbeda dengan debat biasa. Menurut Arief, memandu debat capres jauh lebih rumit. Untuk itu, moderator diberi pelatihan 3 hari sebelum hari H, bersama pihak TV yang menjadi penyelenggara.
Hal serupa diungkapkan oleh Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay, pada waktu yang berbeda. "Moderator dilatih supaya terbiasa berada di depan kamera yang terlalu banyak. Misalnya Tina (Talisa), kan jauh lebih biasa dibandingkan kita semua karena sering di TV," kata Hadar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.