"Proyek ini kan biaya modal politik. Ini kan dicari niatnya Mas Anas jadi presiden," kata Nazar.
Namun, Hakim Anwar tak begitu saja percaya dengan perkataan Nazar.
"Bukan saudara (ingin jadi presiden)?" timpal Anwar.
Nazar pun menyangkal dan memastikan bahwa Anas-lah yang berambisi menjadi presiden. Langkah awal Anas mewujudkan keinginannya, lanjut Nazar, dengan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. (baca: Jaksa: Anas Ingin Jadi Presiden)
"Saya mau tanya kalau gitu Yang Mulia, apakah saya pernah nyalon jadi ketum, jadi presiden? Yang mau nyalon (adalah) Mas Anas, Yang Mulia. Nama saya enggak pernah disurvei," papar Nazar.
Mulanya, Hakim Anwar mempertanyakan siapa sebenarnya bos Permai Group. Nazar pun menjawab bahwa Permai Group milik Anas. Menurut Nazar, Permai Group merupakan salah satu kantong bisnis Anas untuk mendapatkan sejumlah proyek di kementerian. (baca: Dakwaan: Anas Bentuk Kantong Dana dari Proyek APBN)
Dalam persidangan sebelumnya, Anas membantah isi dakwaannya yang menyebut keinginan menjadi presiden dengan mengumpulkan dana melalui sejumlah proyek. (baca: Anas: 2005 Saya Mau "Nyapres", Logis atau Tidak?)
Anas pun merasa dakwaannya bukan disusun oleh jaksa penuntut umum KPK, melainkan oleh Nazar. (baca: Anas Merasa Didakwa oleh Nazaruddin, Bukan Jaksa KPK)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.