JAKARTA, KOMPAS.com -- Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengkritik pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono terkait banyaknya rakyat Indonesia yang belum sejahtera. Jika pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, terpilih dalam Pemilu Presiden 9 Juli mendatang, dia yakin kondisi itu bisa berubah.
"Menjadikan semua rakyat Indonesia kaya, itu bukan mustahil," kata Hashim saat menghadiri deklarasi dukungan dari serikat pekerja perkebunan PT Perkebunan Nusantara, Jumat (6/6/2014) siang.
Hashim menjelaskan, bangsa Indonesia sebenarnya memiliki kekayaan yang sangat melimpah. Namun, kekayaan itu tidak dimanfaatkan dengan baik sehingga akhirnya rakyat Indonesia terus hidup di bawah garis kemisikinan.
"Negara kita kaya-raya, tapi banyak warga kita yang miskin. Ini hal yang paradoks, kontradiktif, karena banyak negara yang tidak punya sumber daya alam. Singapura, Jepang, tidak punya sumber daya alam, tapi rakyatnya sejahtera, cukup kaya," ujar adik Prabowo itu.
Secara formal, pasangan Prabowo-Hatta diusung oleh enam parpol. Empat parpol di antaranya merupakan parpol yang bergabung dalam pemerintahan SBY, yakni PAN, PKS, PPP, dan Golkar.
Sebelum pemilu legislatif April lalu, Prabowo kerap menyerang pemerintahan SBY yang sudah dua periode berkuasa. Contohnya, Prabowo sempat mengaku heran, bagaimana Indonesia yang memiliki sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) kaya tidak berhasil membangun perekonomian dengan baik.
"Kekuatan bangsa Indonesia ini sangat banyak, tetapi kita selalu menjadi negara yang tidak pernah bisa menjadi produsen. Buah saja kita impor. Masa negara kita yang agraris tidak bisa menghasilkan buah pepaya, rambutan," ucap Prabowo seusai nyoblos pada Pemilu 9 April lalu.
Namun, setelah menggandeng Hatta sebagai capres dan membentuk koalisi, Prabowo kerap memuji kinerja pemerintah. Sebelum menjadi cawapres, Hatta menjabat Menteri Koordinator bidang Perekonomian di periode kedua pemerintahan SBY. Prabowo-Hatta pun berharap dukungan dari Demokrat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.