Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siang Ini, Megawati Akan Bertemu Aburizal Bakrie

Kompas.com - 15/05/2014, 09:37 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Ketua Umum Partai Golkar Aburizal "Ical" Bakrie akan bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri, Kamis (15/5/2014). Pertemuan dijadwalkan berlangsung pukul 11.00 WIB di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.

"Ya, Kamis siang di rumahnya Ibu," ujar Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad saat dihubungi, Rabu (14/5/2014) malam. Dia tak menampik bahwa agenda pertemuan adalah membahas peluang koalisi Partai Golkar dan PDI-P. "Ya! Sinyal kerja sama," ucapnya.

Ical beberapa hari belakangan cukup intensif melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh politik. Pada Selasa (13/5/2014), misalnya, Aburizal sudah bertemu dengan bakal calon presiden Joko Widodo di Pasar Gembrong, Jakarta Pusat. Namun, belum ada kata sepakat soal koalisi dalam pertemuan di pasar itu.

Sesudah pertemuan, Aburizal mengatakan, pertemuan dengan Jokowi merupakan bagian dari upaya mencari kejelasan soal koalisi. Namun, Partai Golkar tak turut dalam deklarasi koalisi PDI-P pada Rabu siang.

Dalam deklarasi koalisi PDI-P, tiga ketua umum partai hadir. Mereka adalah Megawati, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Sedangkan Aburizal, pada hari tersebut justru bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

SBY menawarkan opsi membentuk poros ketiga kepada Ical. Namun, Ical belum menjawab. Menjelang masa pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden, Partai Demokrat kembali memunculkan peluang hadirnya koalisi ketiga.

Satu paket dengan wacana koalisi ketiga itu, Demokrat menggagas pencalonan kader Partai Golkar, Sultan Hamengku Buwono X. Setelah bertemu dengan SBY, pada hari yang sama Ical juga bertemu dengan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto dan bakal capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono menilai peluang poros ketiga sulit terealisasi karena belum ada figur yang cukup menonjol. Apalagi, waktu pendaftaran calon presiden sudah cukup mepet. "Partai Golkar juga tentu selalu merapat ke partai yang peluang menangnya lebih besar," ujar Agung.

Saat ditanyakan kemungkinan Partai Golkar mendukung PDI-P jika Jusuf Kalla menjadi wakil dari Jokowi, Agung tak membantahnya. "Kami lebih pada dua poros yang ada (Jokowi dan Prabowo). Tapi Pak Prabowo sudah sama Hatta, Jokowi belum jelas. Kami tentu lebih senang kalau ada wakil kami di sana," kata Ketua Umum Kosgoro itu.

Seperti diberitakan sebelumnya, PDI-P berencana mengumumkan calon wakil presidennya pada  Jumat (15/5/2014). Agenda pertemuan Mega-Ical ini diperkirakan akan sangat menentukan posisi arah koalisi kedua partai yang mereka pimpin.

Akankah PDI-P memilih mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla sebagai pendamping Jokowi? Akankah PDI-P berkoalisi dengan Golkar? Akankah Ical legawa mundur sebagai king maker dengan hanya menjadi pendukung JK? Mari menunggu hasil pertemuan di Teuku Umar....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com