Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akil Bantah Kenal Pria yang Berfoto Bersamanya di Ruang Ketua MK

Kompas.com - 05/05/2014, 23:43 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar mengaku tak mengenal sosok pria yang berfoto di dalam ruang Ketua MK. Foto pria yang ditunjukkan jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu sangat mirip dengan Muhtar Ependy, disebut sebagai orang dekat Akil.

"Kan bisa saja orang numpang foto," ujar Akil seusai sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (5/5/2014). Menurut dia, jaksa KPK hanya ingin menggiring opini bahwa orang dalam foto tersebut sangat dekat dengannya. Dia pun mengaku tak mempermasalahkan jika ada orang yang berfoto di dalam ruangannya selaku Ketua MK.

Dalam persidangan, jaksa juga memperlihatkan foto lain yang menampilkan Akil bersama lelaki tersebut. Akil pun tetap mengaku tak mengenalnya. Menurut dia, siapa pun bisa berfoto bersamanya. "Kalau cuma foto kenapa rupanya? Ini jaksa kan cuma mau bentuk opini," kilah Akil.

Ada empat foto yang diperlihatkan jaksa KPK dalam persidangan, Senin. Foto itu diperlihatkan kepada Mahfud MD yang juga mantan Ketua MK saat bersaksi di sidang Akil. Mahfud pun mengaku tak mengenal pria tersebut meskipun berkeyakinan foto itu diambil di dalam ruang Ketua MK.

Foto pertama, pria itu mengenakan batik lengan panjang warna merah dan sedang duduk di kursi Ketua MK. Foto kedua, lelaki yang sama nampak mengenakan kaos hitam berkerah juga sedang duduk di sebuah kursi.

Pada foto ketiga, masih dengan baju kaso hitam berkerah, lelaki tersebut terlihat bersama Akil sedang melihat ke arah sebuah laptop. Foto terakhir, Akil dan pria mirip Muhtar itu berfoto bersama.

Tim penasihat hukum Akil sempat memprotes penayangan foto itu karena dinilai tidak berkaitan dengan perkara. Diduga kuat, sosok tersebut adalah Muhtar yang juga pernah hadir sebagai saksi di sidang Akil.

Muhtar adalah pengusaha pembuat atribut kampanye pilkada yang juga disebut sebagai orang dekat Akil. Muhtar diduga menjadi perantara suap untuk Akil dalam pengurusan sengketa pilkada.

Dalam penyidikan dugaan pencucian uang oleh Akil, KPK menyita puluhan mobil dan juga motor dari Muhtar. Akil didakwa melakukanpencucian uang sejak ia masih menjabat sebagai anggota DPR hingga saat menjadi Ketua MK. Nilai pencucian uang saat menjadi Ketua MK diduga mencapai Rp 161 miliar, sedangkan saat menjadi anggota DPR sekitar Rp 20 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

Nasional
5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

Nasional
Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

Nasional
Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

Nasional
Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

Nasional
BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Komisi X DPR Sepakat Bentuk Panja Pembiayaan Pendidikan Buntut Kenaikan UKT

Komisi X DPR Sepakat Bentuk Panja Pembiayaan Pendidikan Buntut Kenaikan UKT

Nasional
Pimpinan Baru LPSK Janji Tingkatkan Kualitas Perlindungan Saksi dan Korban Tindak Pidana

Pimpinan Baru LPSK Janji Tingkatkan Kualitas Perlindungan Saksi dan Korban Tindak Pidana

Nasional
Soroti RUU MK yang Dibahas Diam-diam, PDI-P: Inilah Sisi Gelap Kekuasaan

Soroti RUU MK yang Dibahas Diam-diam, PDI-P: Inilah Sisi Gelap Kekuasaan

Nasional
Jemaah Haji Asal Makassar yang Sempat Gagal Terbang Karena Mesin Pesawat Garuda Terbakar Sudah Tiba di Madinah

Jemaah Haji Asal Makassar yang Sempat Gagal Terbang Karena Mesin Pesawat Garuda Terbakar Sudah Tiba di Madinah

Nasional
DPR dan Pemerintah Didesak Libatkan Masyarakat Bahas RUU Penyiaran

DPR dan Pemerintah Didesak Libatkan Masyarakat Bahas RUU Penyiaran

Nasional
Optimalkan Penanganan Bencana, Mensos Risma Uji Coba Jaringan RAPI

Optimalkan Penanganan Bencana, Mensos Risma Uji Coba Jaringan RAPI

Nasional
Komplit 5 Unit, Pesawat Super Hercules Terakhir Pesanan Indonesia Tiba di Halim

Komplit 5 Unit, Pesawat Super Hercules Terakhir Pesanan Indonesia Tiba di Halim

Nasional
TNI Gelar Simulasi Penerapan Hukum dalam Operasi Militer Selain Perang

TNI Gelar Simulasi Penerapan Hukum dalam Operasi Militer Selain Perang

Nasional
Jokowi Ingin Bansos Beras Lanjut hingga Desember, PDI-P: Cawe-cawe untuk Pilkada

Jokowi Ingin Bansos Beras Lanjut hingga Desember, PDI-P: Cawe-cawe untuk Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com