Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan "Jokowers" soal Panasbung

Kompas.com - 25/04/2014, 20:28 WIB
Meidella Syahni

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Pendukung calon presiden PDI-P Joko Widodo yang menyebut dirinya Jokowi Lovers atau Jokowers membantah tudingan yang menganggap mereka pasukan cyber bayaran alias pasukan nasi bungkus (panasbung).

"Ada capres yang menuding soal panasbung kepada pendukung Jokowi secara sembrono dan tendensius. Lewat puisinya Fadli Zon melontarkan isu pasukan dunia maya dan panasbung (baca: Fadli Zon Sindir Akun Palsu dengan Puisi "Pasukan Nasi Bungkus"). Kenyataannya pendukung Jokowi bukan satu kelompok, melainkan multigerakan, baik di dunia maya maupun lewat gerakan langsung. Begitu masif dan heterogen," ujar Dadan Hamdani salah seorang Jokowers di Jakarta, Jumat (25/4/2014).

Menurut mantan Admin Group 1 Juta Facebooker Bibit Chandra ini, lahirnya Jokowers merupakan dukungan fanatik sehat karena Jokowi dianggap sosok yang pantas diteladani.

"Sejak muncul awal Januari Jokowers terdiri dari banyak page dan grup Jokowers dari Bekasi, Purwakarta, Lampung, Semarang dan Sumatera Utara," katanya.

Ponco Budi, seorang Jokowers lain mengungkapkan, di jejaring sosial Facebook ada sekitar 600-an grup pendukung Jokowi dan 100-an fans page atau page group multivarian yang mendukung Jokowi.

"Pendukung Jokowi sangat variatif. Ada Pendukung Capres Jokowi, Jokowi Capres, Cawapres Jokowi, Jokowi JK, Jokowi Ahok, dan sebagainya," katanya.

Menurut Ponco, beberapa kelompok pendukung Jokowi berasal dari inisiatif orang perorangan yang memang jatuh cinta kepada sosok Jokowi.

Namun, kata dia, tidak semua akun yang bernada pro-Jokowi betul-betul pendukung Jokowi. Hasil riset yang dilakukannya pada 21-22 April 2014 terhadap 300 akun bernada pro-Jokowi ternyata justru berisi konten-konten yang berseberangan. Akun-akun itu, misalnya, Group Jokowers, Jokowers Indonesia, Relawan Jokowi Presiden, dan Jokowi Presidenku. 

"(Akun-akun itu berseberangan) alias memihak selain Jokowi," kata Ponco.

Dengan sebuah perangkat lunak yang menurutnya andal, ponco menemukan dua pertiga akun tersebut memiliki IP (Internet Protocol) yang terkonsentrasi. Ada 7-9 IP induk.

"Riset ini sangat sederhana. Ternyata masing-masing akun menunjukkan kesamaan IP," katanya lagi.

Dengan kata lain, kata Ponco, akun Jokowi haters tersebut dikelola dan dimanajemeni di beberapa tempat secara terkonsentrasi dengan ratusan pasukan dan perangkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com