"Ini dipengaruhi kondisi psikologis PPP yang underdog. Survei memengaruhi mereka, sebagai partai yang akan mati tahun ini," jelas Andar saat diskusi DPD RI, di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (25/4/2014).
Menurut analisis Direktur Eksekutif IndoStraregi ini, untuk menyelamatkan diri, Suryadharma Ali (SDA) ikut kampanye Partai Gerindra, dan mendukung Prabowo sebagai presiden. SDA bahkan ikut orasi.
Di kalangan PPP, lanjut Andar, ada harapan dan arahan baru untuk menentukan koalisinya. Maka kemudian, cara yang paling tepat adalah menciptakan rekayasa konflik di antara mereka.
Andar menuturkan, dengan cara ini, SDA punya alibi kuat kepada Prabowo bahwa secara konstitusional, PPP tidak solid dan tidak mendukung Prabowo sepenuh hati. Konflik ini, ia menilai, meledak secara luar biasa di publik.
Meski begitu, ia menyebutkan, dalam waktu dua minggu konflik itu berhenti. Kedua kubu yang dianggap berkonflik melakukan islah. SDA harus menerima pengurangan masa jabatannya.
"Saya rasa ini kompromi politik, ya. Bagaimanapun SDA sudah melanggar Mukernas Bandung yang tidak menyebut nama Prabowo," kata dia.
Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuzy sebelumnya mengungkapkan, konflik yang terjadi di partainya tidak ditunggangi partai lain. Dia melihat sejauh ini, konflik itu murni tercipta lantaran persoalan di internal partai berlambang Kabah itu.