Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik PPP Rekayasa? Ini Analisisnya

Kompas.com - 25/04/2014, 18:48 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Andar Nubowo, dosen FISIP UIN Syarif Hidayatullah, yakin bahwa konflik internal PPP hasil rekayasa. Menurutnya, drama PPP dibentuk untuk membebaskan diri dari "jeratan" Prabowo.

"Ini dipengaruhi kondisi psikologis PPP yang underdog. Survei memengaruhi mereka, sebagai partai yang akan mati tahun ini," jelas Andar saat diskusi DPD RI, di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (25/4/2014).

Menurut analisis Direktur Eksekutif IndoStraregi ini, untuk menyelamatkan diri, Suryadharma Ali (SDA) ikut kampanye Partai Gerindra, dan mendukung Prabowo sebagai presiden. SDA bahkan ikut orasi.

Ia berpendapat, jika sewaktu-waktu "mati" karena tidak memperoleh suara yang cukup dalam pemilu legislatif (pileg), PPP sudah bersiap mendekat ke Gerindra. Namun, hitung cepat pileg 9 April lalu, menunjukkan bahwa PPP masih "eksis". Hitung cepat Litbang Kompas menunjukkan, PPP memperoleh suara 6,68 persen.

"Karena sudah kadung (telanjur) merapat mendukung prabowo, maka dicarilah upaya untuk keluar dari 'jeratan' Prabowo," ujarnya.

Di kalangan PPP, lanjut Andar, ada harapan dan arahan baru untuk menentukan koalisinya. Maka kemudian, cara yang paling tepat adalah menciptakan rekayasa konflik di antara mereka.

Andar menuturkan, dengan cara ini, SDA punya alibi kuat kepada Prabowo bahwa secara konstitusional, PPP tidak solid dan tidak mendukung Prabowo sepenuh hati. Konflik ini, ia menilai, meledak secara luar biasa di publik.

Meski begitu, ia menyebutkan, dalam waktu dua minggu konflik itu berhenti. Kedua kubu yang dianggap berkonflik melakukan islah. SDA harus menerima pengurangan masa jabatannya.

"Saya rasa ini kompromi politik, ya. Bagaimanapun SDA sudah melanggar Mukernas Bandung yang tidak menyebut nama Prabowo," kata dia.

Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuzy sebelumnya mengungkapkan, konflik yang terjadi di partainya tidak ditunggangi partai lain. Dia melihat sejauh ini, konflik itu murni tercipta lantaran persoalan di internal partai berlambang Kabah itu. 

"Yang kami rasakan, ini murni mala-administrasi dan mala-tindakan," ujar politisi yang kerap disapa Romy itu dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (20/4/2014) (baca: Romahurmuzy Sebut Konflik PPP Murni dari Internal).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

Nasional
Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com