Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Timpang, Pencapresan Aburizal Justru Untungkan Jokowi

Kompas.com - 23/04/2014, 17:18 WIB
Febrian

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, menyarankan agar Partai Golkar segera mengevaluasi pencalonan Aburizal Bakrie sebagai Presiden RI. Bila Golkar tetap menjagokan Ketua Umum Partai Golkar tersebut, Emrus menilai langkah tersebut justru menguntungkan kompetitornya, yaitu capres dari PDI Perjuangan, Joko Widodo.

"Elektabilitasnya (Aburizal) selalu di bawah elektabilitas partai. Jadi ini hanya akan memuluskan langkah Jokowi. Karena, bila tidak muncul calon alternatif lain, maka bisa dipastikan pertarungan tidak akan seimbang dan didominasi oleh Jokowi," kata Emrus, Rabu (23/4/2014), di Jakarta.

Menurut Emrus, selain berhadapan dengan tingkat elektabilitas yang stagnan, Aburizal juga menghadapi dari permasalahan lumpur Lapindo yang tak kunjung selesai. Hal ini menurut Emrus akan menjadi vonis bagi masyarakat kepada Ical untuk tidak memilihnya di pemilu nanti.

"Lumpur Lapindo itu sudah tertanam di pikiran masyarakat kita bahwa itu adalah kesalahan Aburizal. Maka, mindset itu akan menjuruskan tindakan masyrakat untuk tidak memilihnya," ujarnya.

Selain itu, Emrus beranggapan bahwa video perjalanan Aburizal bersama artis kakak-beradik Marcella dan Olivia Zalianty beberapa waktu lalu juga menimbulkan kesan negatif pada masyarakat.

Emrus menyarangkan Golkar menyodorkan nama selain Aburizal untuk capres alternatif, misalnya Jusuf Kalla dan Akbar Tanjung. Menurut Emrus, Jokowi akan mendapat perlawanan ketat dari Kalla maupun Akbar karena kedua politikus senior itu memiliki pengalaman dan kemampuan secara nasional lebih baik dibanding Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com