JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Hajriyanto Thohari mengatakan, partainya tidak akan menyikapi secara berlebihan manuver politik yang dilakukan oleh Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung terkait pencalonan Aburizal Bakrie alias Ical sebagai presiden. Akbar meminta pencapresan Ical dievaluasi.
"Menurut saya, Akbar bilang evaluasi, perlu disikapi wajar-wajar saja. Tidak perlu berlebihan, seolah-olah evaluasi itu instrumen untuk menyerang," kata Hajriyanto di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (16/4/2014).
Menurut dia, sebagai partai tua, Golkar memiliki banyak tokoh politik yang memiliki pendapat yang berbeda, termasuk Akbar. Wakil Ketua MPR itu mengatakan, tak mungkin bagi Akbar menyatakan tidak siap jika ditanya kesiapannya menjadi calon presiden atau calon wakil presiden.
"Tapi juga jangan jadi momok. Jangan jadi hantu di siang bolong, lalu alergi dengan kata evaluasi. Kata evaluasi jangan disikapi dengan dramatis," ucapnya.
Sebelumnya, Akbar mengaku kecewa dengan perolehan suara Partai Golkar pada pemilu legislatif jika melihat hasil hitung cepat. Berdasarkan hasil hitung cepat berbagai lembaga survei, suara Partai Golkar sekitar 15 persen. Target Golkar, yakni di atas 20 persen.
Melihat hasil yang jauh dari target itu, Akbar pesimistis Golkar bisa mengusung capres dalam pemilu presiden mendatang. Berdasarkan Pasal 9 Undang-Undang Pemilihan Presiden, seorang calon presiden harus diusung dari partai politik atau gabungan partai politik tertentu yang mendapatkan 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional.
"Kalau kursi 20 persen baru bisa Golkar mencalonkan sendiri. Kalau tidak, kan opsinya koalisi dengan partai lain. Tapi masalahnya partai lain mau atau tidak bersama-sama mengusung Aburizal sebagai capres?" ucap Akbar.
Jika nantinya memang tidak ada partai koalisi yang mau bersama-sama mendukung Ical, Akbar mengatakan, partainya sudah mempunyai opsi lain. Partai berlambang pohon beringin itu ingin mengusung cawapres, berpasangan dengan capres dari partai koalisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.