Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hitung Cepat Bongkar Ulang Peta Politik 2014

Kompas.com - 11/04/2014, 06:59 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

KOMPAS.com — Hasil hitung cepat, baik quick count maupun exit poll, untuk Pemilu Legislatif 2014, membongkar ulang perkiraan peta politik yang sebelumnya diperkirakan berdasarkan beragam survei sepanjang 2013 hingga menjelang hari pemungutan suara pemilu legislatif.

Perubahan besar diperkirakan bakal terjadi setelah perolehan suara Partai Demokrat, sekalipun turun tajam dibandingkan capaian pada Pemilu 2009, ternyata menurut hitung cepat tak seburuk yang diperkirakan. Sebaliknya, suara untuk partai-partai berbasis massa Islam, yang sebelumnya diduga akan terkikis nyaris habis, justru mengejutkan dengan capaian di atas 6 persen selain Partai Bulan Bintang.

Maka, Pemilu Presiden 2014 tak lagi hanya memandang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Golkar sebagai lokomotif utama. Tak pula peta politik hanya akan menunggu "gerbong ketiga" sebagai kubu penantang. Bisa jadi, empat pasangan calon presiden dan wakil presiden bisa muncul dalam Pemilu Presiden 2014.

Survei tertebas hitung cepat

Data hitung cepat Kompas yang dilansir Kamis (10/4/2014) dan survei ketiga dari serial survei Kompas yang dirilis pada Kamis (9/1/2014) menjadi salah satu gambaran bahwa hitung cepat menebas beragam perkiraan dari aneka rupa survei yang sebelumnya ada.

Meski Partai Demokrat sejak jauh-jauh hari diramalkan bakal tersungkur setelah rangkaian krisis internal dan kasus korupsi melanda partai tersebut, hitung cepat menyodorkan perolehan suara partai itu masih cukup signifikan.

Survei terakhir Kompas memperkirakan suara Partai Demokrat hanya akan ada di kisaran 7,2 persen. Hitung cepat menunjukkan, partai ini masih mendapatkan 9,47 persen suara, sekalipun rontok 11,34 persen dari capaian pada Pemilu 2009.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Golkar memang tak menunjukkan perbedaan signifikan antara hitung cepat dan survei. Namun, perolehan mereka lebih rendah hampir 2 persen dibandingkan survei terakhir Kompas.

"Jokowi Effect", istilah untuk harapan pengusungan Joko Widodo menjadi bakal calon presiden dari PDI-P, tak memberikan efek penambahan dukungan suara yang oleh beragam survei disebut bisa membawa suara PDI-P jadi lebih dari 30 persen. Sebaliknya, insiden semacam "Teddy Bear di Maladewa" juga tak membuat Partai Golkar terempas.

Partai-partai yang sempat digadang-gadang survei bakal terus memupuk tambahan suara, Partai Hanura dan Partai Nasdem, ternyata mandek pasokan dukungannya. Bila survei terakhir Kompas memotret Nasdem akan mendapatkan 6,9 persen suara dan Hanura 6,6 persen, hitung cepat Kompas mendapatkan Nasdem tertahan di angka 6,7 persen dan Hanura turun ke 5,11 persen.

Lagi-lagi retorika politik kembali termentahkan oleh kenyataan. Bagi para wartawan yang mendapatkan muka bersungut-sungut Hary Tanoesoedibjo, bisa jadi masih terekam jelas kalimat, "Begini deh, kita buktikan nanti pemilu 9 April (Hanura) menang atau tidak." (Baca: Ditanya soal Kampanye Akbar Hanura yang Sepi, Win-HT Emosi)

Kalimat tersebut terlontar ketika wartawan meminta konfirmasi atas tak terbuktinya 150.000 orang akan memadati Gelora Bung Karno di kampanye terbuka terakhir partai itu. Pak Hary, ternyata pemungutan suara pun tak beda dengan saat kampanye di Gelora Bung Karno, sepertinya.

Sebaliknya, partai-partai politik berbasis massa Islam membuktikan diri mereka belum tamat. (Baca: Partai Politik Berbasis Massa Islam Menjungkirbalikkan Survei). Selain Partai Bulan Bintang, empat partai politik berbasis massa Islam mendapatkan suara jauh di atas 6 persen, bahkan Partai Keadilan Sejahtera, yang dirundung hujan badai dugaan korupsi impor sapi dan "kembang-kembang" perkara itu.

Peta politik berubah

Karenanya, peta politik pun diperkirakan berubah. Selain PDI-P dan Partai Golkar yang memimpin di hitung suara, lokomotif pun diperkirakan diperankan oleh Partai Gerindra dan Partai Demokrat. Capaian suara Partai Gerindra di hitung cepat tak berubah banyak dari survei terakhir Kompas, dari 11,5 persen menjadi 11,77 persen. (Baca: PDI-P, Golkar, Gerindra, dan Demokrat Penentu Peta Koalisi).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies di Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies di Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com