Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Politik Berbasis Massa Islam Menjungkirbalikkan Survei

Kompas.com - 10/04/2014, 06:22 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

KOMPAS.com — Sepanjang 2013 hingga saat terakhir menjelang Pemilu Legislatif 2014, beragam survei dan pengamat memperkirakan partai-partai politik berbasis massa Islam tak akan lagi mendapatkan suara signifikan. Namun, beragam hasil hitung cepat, baik quick count maupun exit poll, Rabu (9/4/2014), menjungkalkan semua perkiraan itu.

Dari lima partai politik berbasis massa Islam yang menjadi peserta Pemilu 2014, hanya Partai Bulan Bintang (PBB) yang terbukti terpuruk perolehan suaranya berdasarkan perhitungan sementara hasil pemilu legislatif. Selebihnya? Melejit di atas kisaran 6 persen, termasuk partai-partai yang dihajar pemberitaan negatif seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Lima partai berbasis massa Islam yang menjadi peserta Pemilu 2014 adalah Partai Kebangkitan Bangsa/PKB (nomor urut 2), PKS (3), Partai Amanat Nasional/PAN (8), PPP (9), dan PBB (14). Pemilu 2014 mengikutsertakan 12 partai politik di tingkat nasional dan 3 partai politik Aceh, dengan dua partai politik nasional memiliki nomor urut setelah partai lokal Aceh.

Hitung cepat Kompas per Kamis (10/4/2014) pukul 05.45 WIB dengan 93 persen sampel mendapatkan perolehan suara partai-partai tersebut berkisar antara 6,7 persen hingga 9,13 persen, kecuali untuk PBB yang hanya mendapatkan 1,5 persen suara. Rinciannya, PKB mendapatkan 9,13 persen suara, PKS 6,99 persen, PAN 7,49 persen, dan PPP 6,7 persen.

KOMPAS.com Hasil hitung cepat Kompas per Kamis (10/4/2014) pukul 05.45 WIB.

Bandingkan dengan perkiraan berdasarkan serial survei Kompas yang terakhir dilansir pada 9 Januari 2014. Menurut survei ini, PKB diperkirakan hanya akan mendapatkan kisaran suara antara 4,1 persen hingga 5,1 persen. Adapun PKS bahkan terpantau melorot dari 3,3 persen pada survei pertama pada pertengahan 2013 menjadi 2,3 persen pada survei terakhir.

Survei "meramalkan" PAN hanya mendapatkan dukungan di kisaran 1,7 persen berdasarkan survei pertama hingga 3,2 persen merujuk survei seri terakhir. Sementara perolehan suara PPP digambarkan naik-turun di rentang terendah 3,6 persen pada survei pertama untuk turun menjadi 2,4 persen pada survei terakhir meski sempat naik ke 4,8 persen pada survei kedua.

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) bahkan pada survei terakhir sebelum pemilu legislatif yang dirilis pada Minggu (2/2/2014) menyebutkan PKS merupakan satu dari empat partai yang tak akan ke Senayan (Baca: Survei LSI: 4 Parpol Terancam Tak Lolos ke Parlemen). Mereka memperkirakan PKS hanya akan mendapatkan suara 2,2 persen. Partai lain berbasis massa Islam yang menurut LSI tidak lolos adalah PBB, dengan perkiraan perolehan suara 0,7 persen.

Peneliti LSI, Adjie Alfarab, saat merilis survei itu mengatakan, dengan rentang kesalahan 2,9 persen dan 30,1 persen dari 1.200 persen responden belum menentukan pilihan, nasib PKS tak akan tertolong. Menurut dia, kalaupun pemilih yang belum menentukan pilihan saat survei digelar pada 6 hingga 16 Januari 2014 itu dibagi rata, suara PKS diperkirakan tak akan lebih dari 3,15 persen.

Sementara itu, beberapa pengamat dalam analisisnya menyebutkan beberapa alasan yang menguatkan dugaan partai politik berbasis massa Islam akan turun perolehan suaranya. (Baca: Mengapa Suara Parpol Berbasis Massa Islam Melorot?)

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Haryanto, mengatakan, partai Islam tidak mengoptimalkan nilai pembeda di tengah pasar pemilih. "Kedua, partai Islam gagal mengelola harapan publik," ujar dia.

Gun Gun mengatakan, partai politik berbasis massa Islam pun gagal memfungsikan diri di tengah konstituen. Selain itu, imbuh dia, basis ideologi dalam perjuangan partai-partai tersebut sudah memudar.

Selain itu, Gun Gun pun mengkritik ego sektoral partai politik berbasis massa Islam sehingga enggan memulai komunikasi politik di antara mereka. Padahal, komunikasi tersebut diperlukan untuk membangun kekuatan riil. "Kenyataannya partai-partai Islam hanya menjadi pelengkap penderita dari partai-partai besar," ucapnya.

Kepala Laboratorium Ilmu Politik dan Rekayasa Kebijakan FISIP Universitas Brawijaya Malang, Faza Dhora Nailufar, berpendapat persoalan-persoalan yang dijabarkan Gun Gun itu adalah pekerjaan rumah bagi partai politik berbasis massa Islam. "Dalam berbagai survei yang kami lakukan, ketertarikan para pemilih, terutama pemilih muda, terhadap partai-partai Islam itu sangat rendah," ujar dia.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesan PDI-P ke Gibran: Pemimpin Boleh Salah, tapi Tidak Boleh Bohong

Pesan PDI-P ke Gibran: Pemimpin Boleh Salah, tapi Tidak Boleh Bohong

Nasional
5 Poin Penting Putusan MK yang Tolak Gugatan Sengketa Pilpres Ganjar dan Anies

5 Poin Penting Putusan MK yang Tolak Gugatan Sengketa Pilpres Ganjar dan Anies

Nasional
Beri Pesan ke Pendukung, Anies: Jaga Stamina, Perjuangan Masih Panjang

Beri Pesan ke Pendukung, Anies: Jaga Stamina, Perjuangan Masih Panjang

Nasional
 Pejabat Kementan Akui Ada Permintaan Uang Rp 300 Juta untuk 'Maintenance' Apartemen SYL

Pejabat Kementan Akui Ada Permintaan Uang Rp 300 Juta untuk "Maintenance" Apartemen SYL

Nasional
Menakar Peluang PDI-P Oposisi di Tengah Kedekatan Puan dan Prabowo

Menakar Peluang PDI-P Oposisi di Tengah Kedekatan Puan dan Prabowo

Nasional
Hakim MK Dinilai “Bermain Mata” Maklumi Politik Anggaran Gentong Babi di Sengketa Pilpres

Hakim MK Dinilai “Bermain Mata” Maklumi Politik Anggaran Gentong Babi di Sengketa Pilpres

Nasional
Sejarah Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional Tanggal 26 April

Sejarah Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional Tanggal 26 April

Nasional
Parpol Kalah Pilpres Dianggap Malu-malu Gabung Kubu Prabowo-Gibran

Parpol Kalah Pilpres Dianggap Malu-malu Gabung Kubu Prabowo-Gibran

Nasional
Kebekuan Politik Diprediksi Mencair Usai Putusan Sengketa Pilpres

Kebekuan Politik Diprediksi Mencair Usai Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
[POPULER NASIONAL] MK Tolak Dalil Sebut Bawaslu Tak Tindak Dugaan Kecurangan Prabowo-Gibran | MK Tolak Sengketa Pilpres Anies-Muhaimin

[POPULER NASIONAL] MK Tolak Dalil Sebut Bawaslu Tak Tindak Dugaan Kecurangan Prabowo-Gibran | MK Tolak Sengketa Pilpres Anies-Muhaimin

Nasional
PDI-P Diprediksi Gabung Pemerintahan Jika Jokowi-Prabowo Tak Harmonis

PDI-P Diprediksi Gabung Pemerintahan Jika Jokowi-Prabowo Tak Harmonis

Nasional
PDI-P Dinilai Kontraproduktif dan Tak Punya Nilai Jual jika Gabung Koalisi Prabowo

PDI-P Dinilai Kontraproduktif dan Tak Punya Nilai Jual jika Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
PDI-P Tentukan Sikap dan Posisi Politik dalam Rakernas Mei 2024

PDI-P Tentukan Sikap dan Posisi Politik dalam Rakernas Mei 2024

Nasional
Tanggal 25 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 25 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Singgung Konflik Global, Panglima Minta TNI AU Adaptif terhadap Perkembangan

Singgung Konflik Global, Panglima Minta TNI AU Adaptif terhadap Perkembangan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com