Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Marzuki, Suara Demokrat Melorot gara-gara Anas

Kompas.com - 10/04/2014, 15:57 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com --
Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie mengatakan, Pemilu Legislatif 2014 menjadi pembelajaran penting bahwa partainya tidak boleh membiarkan isu negatif yang menyerang partai. Ia menyebut mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, ikut berkontribusi terhadap merosotnya perolehan suara Partai Demokrat pada Pileg 2014.

"Persoalannya, Mas Anas membiarkan itu. Dia tidak melakukan counter terhadap tuduhan-tuduhan itu," kata Marzuki di Jakarta, Kamis (10/4/2014).

Marzuki mengatakan, partainya terus-menerus dihajar oleh media massa selama dua tahun terakhir, terutama terkait isu korupsi. Menurut dia, apa yang dilakukan media massa itu telah membuat pikiran masyarakat memersepsikan Partai Demokrat sebagai partai koruptor.

"Kenapa? Kalau sesuatu itu diucapkan setiap hari, dua tahun diucapkan engkau mencuri, maka persepsi masyarakat engkau mencuri," ucap Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu.

Meski demikian, Marzuki mengaku tetap bersyukur terhadap perolehan suara Partai Demokrat di kisaran angka 10 persen berdasarkan hasil hitung cepat. Ia pun menyebut peran Susilo Bambang Yudhoyono yang mengambil langkah penyelamatan dengan menggantikan posisi Anas sebagai langkah yang tepat.

"Saya bilang ke Pak SBY kalau pecah di bawah 10 persen, harus diambil langkah-langkah penyelamatan. Recovery-nya agak gampang. Ini kan tembus di bawah 6 persen (saat Anas menjadi ketum)," tandasnya.

Dalam hitung cepat Kompas, perolehan suara Demokrat 9,43 persen berdasarkan data yang terkumpul hingga 93 persen. Hasil hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia, perolehan suara Demokrat 9,73 persen berdasarkan data yang terkumpul hingga 99,3 persen.

Adapun dalam hitung cepat Indikator Politik Indonesia, perolehan suara Demokrat 9,85 persen berdasarkan data yang terkumpul hingga 98,8 persen. Namun, hasil resmi akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com