Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Pemilu, Polisi Lakukan Razia Serangan Fajar

Kompas.com - 08/04/2014, 16:30 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Kepolisian RI tak hanya melakukan pengamanan di seluruh wilayah di Indonesia menjelang pelaksanaan pemilu, tetapi juga turut mengantisipasi adanya kecurangan yang terjadi pada hari pemungutan suara. Hal ini dilakukan dengan cara razia. Razia pun digelar demi mencegah adanya potensi politik uang atau serangan fajar yang mulai dilakukan hari ini hingga Rabu besok.

"Polri sudah lakukan langkah razia. Kemarin kami menangkap di Palopo, Luwu, dan Gunung Kidul, orang-orang membawa uang recehan diduga untuk dibagikan untuk pemilih," ujar Kapolri Jenderal Sutarman di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (8/4/2014).

Sutarman mengatakan, para pelaku yang diamankan polisi tertangkap basah membawa uang dengan nominal Rp 10.000, Rp 20.000, Rp 50.000. Di Gunung Kidul, polisi bahkan menemukan uang recehan dengan nilai total mencapai Rp 510 juta. Tumpukan uang itu dimasukkan ke dalam dua karung.

Mantan Kapolda Metro Jaya itu mengungkapkan hampir semua partai politik melakukan serangan fajar. Polisi, lanjut Sutarman, juga masih memeriksa para pelaku. "Kami masih periksa apakah terkait caleg tertentu atau tidak," ujarnya.

Untuk mengantisipasi politik uang, Sutarman memerintahkan aparatnya untuk mengintensifkan razia selama selama minggu tenang. "Mudah-mudahan masyarakat tidak terpengaruh pada uang," imbuhnya.

Selain razia uang serangan fajar, aparat kepolisian juga melakukan razia senjata api, senjata tajam, dan barang berbahaya lainnya untuk menciptakan kondisi yang aman. Untuk personel pengamanan, Polri menurunkan sekitar 335.000 personel di sekitar 500.000 tempat pemungutan suara. Jumlah anggota Polri yang tak memadai akan dibantu dengan anggota linmas.

Menurut Sutarman, khusus untuk daerah-daerah konflik dilakukan penebalan seperti di Aceh, Sulawesi Tengah (Poso), Papua, Nusa Tenggara Barat dengan melakukan penambahan personel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com