JAKARTA, KOMPAS.com — Jawa Tengah termasuk provinsi yang memiliki alokasi kursi nomor tiga terbesar dalam Pemilu 2014, yaitu 77 kursi DPR. Karena itu, partai-partai berusaha kuat meraih kursi di sini meskipun dikenal sebagai kandangnya ”banteng”, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
PDI-P pun tampaknya tak mau lengah. Sekretaris Jenderal PDI-P Tjahjo Kumolo masih optimistis mampu mengungguli partai lain. Namun, menurut dia, PDI-P tetap mencermati perkembangan Partai Golkar, Demokrat, Nasdem, dan Gerindra di Jateng.
Calon anggota legislatif PDI-P dari dapil VI Jawa Tengah, Restu Hapsari, juga merasa PDI-P akan berkompetisi ketat dengan Partai Golkar di Jateng. Namun, dia optimistis PDI-P dapat memperoleh tambahan suara karena Partai Demokrat diperkirakan melemah di Jateng.
Menurut Restu, Partai Demokrat di Jateng pada Pemilu Legislatif 2014 diperkirakan tidak sekuat pada Pemilu 2004 dan 2009. Oleh karena itu, suara demokrat akan beralih ke partai lain, termasuk PDI-P. Dari survei internal, PDI-P optimistis mendapat tambahan suara di Jateng.
Roy Morgan Research dalam survei terbarunya pada Maret 2014 menunjukkan, pasca penetapan Gubernur DKI Joko Widodo sebagai calon presiden, posisi PDI-P menjadi sangat kuat.
Lima partai tertinggi dalam perolehan suara di Jateng diperkirakan diraih PDI-P (61 persen), Golkar (14 persen), Gerindra (9 persen), PAN (7 persen), dan Demokrat (3 persen).
Irawati Soekirman, Direktur Roy Morgan International, mengatakan, Jawa merupakan faktor terpenting dalam penentu kemenangan partai politik.
Golkar incar posisi ke-2
Wakil Ketua Koordinator Wilayah Jawa Tengah DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan, Partai Golkar mengincar posisi kedua setelah PDI-P. Dia mengaku, selama ini, PDI-P memang selalu memuncaki perolehan suara di Jateng.
”“Dari 10 daerah pemilihan di seluruh Jawa Tengah, target realistis kami hanya 10 kursi. Jadi, Golkar menargetkan tambahan 6 kursi dari perolehan pada Pemilu 2009 yang hanya 11 kursi,” kata Bambang Soesatyo.
Partai Gerindra pun mengincar banyak kursi di Jateng. Bukan tanpa alasan karena Sragen, Jateng, menjadi titik awal kampanye Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto.
”Jawa Tengah itu wilayah tradisional PDI-P. Salah satu cara untuk mendapatkan suara adalah dengan sosok Pak Prabowo,” kata Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani.
Ia mengatakan, karakteristik pemilih di Jateng adalah pemilih yang loyal. Begitu sudah menemukan orang yang pas, masyarakat akan setia. Oleh karena itu, strategi Gerindra adalah masuk secara lembut dan perlahan. ”Tidak bisa frontal dengan cara keras,” kata Ahmad Muzani.
Prabowo yang memiliki latar belakang keluarga dari Banyumas dianggap juga punya akar untuk dikaitkan dengan masyarakat Jawa Tengah.
Meski demikian, Ahmad Muzani mengakui, Gerindra harus berusaha ekstra keras di Jawa Tengah. Langkah awal yang diambil adalah penguatan organisasi. ”Kami yakin, 20 kursi DPR bisa diperoleh dari Jawa Tengah,” kata Muzani.
Jateng juga merupakan salah satu basis kuat Partai Kebangkitan Bangsa karena banyak jemaah Nahdlatul Ulama di kawasan ini. Pada Pemilu Legislatif 2014, partai politik ini memasang target memperoleh 15 kursi dari 10 daerah pemilihan di provinsi ini.