Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menggoyang PDI-P di Jateng

Kompas.com - 03/04/2014, 09:44 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
— Jawa Tengah termasuk provinsi yang memiliki alokasi kursi nomor tiga terbesar dalam Pemilu 2014, yaitu 77 kursi DPR. Karena itu, partai-partai berusaha kuat meraih kursi di sini meskipun dikenal sebagai kandangnya ”banteng”, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

PDI-P pun tampaknya tak mau lengah. Sekretaris Jenderal PDI-P Tjahjo Kumolo masih optimistis mampu mengungguli partai lain. Namun, menurut dia, PDI-P tetap mencermati perkembangan Partai Golkar, Demokrat, Nasdem, dan Gerindra di Jateng.

Calon anggota legislatif PDI-P dari dapil VI Jawa Tengah, Restu Hapsari, juga merasa PDI-P akan berkompetisi ketat dengan Partai Golkar di Jateng. Namun, dia optimistis PDI-P dapat memperoleh tambahan suara karena Partai Demokrat diperkirakan melemah di Jateng.

Menurut Restu, Partai Demokrat di Jateng pada Pemilu Legislatif 2014 diperkirakan tidak sekuat pada Pemilu 2004 dan 2009. Oleh karena itu, suara demokrat akan beralih ke partai lain, termasuk PDI-P. Dari survei internal, PDI-P optimistis mendapat tambahan suara di Jateng.

Roy Morgan Research dalam survei terbarunya pada Maret 2014 menunjukkan, pasca penetapan Gubernur DKI Joko Widodo sebagai calon presiden, posisi PDI-P menjadi sangat kuat.

Lima partai tertinggi dalam perolehan suara di Jateng diperkirakan diraih PDI-P (61 persen), Golkar (14 persen), Gerindra (9 persen), PAN (7 persen), dan Demokrat (3 persen).

Irawati Soekirman, Direktur Roy Morgan International, mengatakan, Jawa merupakan faktor terpenting dalam penentu kemenangan partai politik.

Golkar incar posisi ke-2
Wakil Ketua Koordinator Wilayah Jawa Tengah DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan, Partai Golkar mengincar posisi kedua setelah PDI-P. Dia mengaku, selama ini, PDI-P memang selalu memuncaki perolehan suara di Jateng.

”“Dari 10 daerah pemilihan di seluruh Jawa Tengah, target realistis kami hanya 10 kursi. Jadi, Golkar menargetkan tambahan 6 kursi dari perolehan pada Pemilu 2009 yang hanya 11 kursi,” kata Bambang Soesatyo.

Partai Gerindra pun mengincar banyak kursi di Jateng. Bukan tanpa alasan karena Sragen, Jateng, menjadi titik awal kampanye Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto.

”Jawa Tengah itu wilayah tradisional PDI-P. Salah satu cara untuk mendapatkan suara adalah dengan sosok Pak Prabowo,” kata Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani.

Ia mengatakan, karakteristik pemilih di Jateng adalah pemilih yang loyal. Begitu sudah menemukan orang yang pas, masyarakat akan setia. Oleh karena itu, strategi Gerindra adalah masuk secara lembut dan perlahan. ”Tidak bisa frontal dengan cara keras,” kata Ahmad Muzani.

Prabowo yang memiliki latar belakang keluarga dari Banyumas dianggap juga punya akar untuk dikaitkan dengan masyarakat Jawa Tengah.

Meski demikian, Ahmad Muzani mengakui, Gerindra harus berusaha ekstra keras di Jawa Tengah. Langkah awal yang diambil adalah penguatan organisasi. ”Kami yakin, 20 kursi DPR bisa diperoleh dari Jawa Tengah,” kata Muzani.

Jateng juga merupakan salah satu basis kuat Partai Kebangkitan Bangsa karena banyak jemaah Nahdlatul Ulama di kawasan ini. Pada Pemilu Legislatif 2014, partai politik ini memasang target memperoleh 15 kursi dari 10 daerah pemilihan di provinsi ini.

”Kami pernah dapat 13 kursi pada Pemilu 2004, tetapi menurun menjadi 7 kursi pada 2009. Pemilu 2014 sekarang kami pasang target dapat 15 kursi,” kata Ketua DPP PKB Marwan Jafar.

Menurut Marwan, Jateng memiliki kedekatan dengan Jawa Timur sebagai basis paling besar PKB. Kedua provinsi itu memiliki kedekatan sejarah, sosial, dan keagamaan. Sebagian ulama Nahdlatul Ulama, organisasi induk yang melahirkan PKB, pun tinggal di Jateng serta memiliki jaringan santri dan pengikut kuat.

”PKB akan menjadi partai kedua atau ketiga terbanyak dalam perolehan kursi di provinsi ini,” kata dia optimistis.

Demokrat berharap setia

Partai Demokrat juga yakin bisa mempertahankan banyak suara di Jateng.

”Bagi Partai Demokrat, keyakinan masih adanya pemilih yang setia terhadap Demokrat tampaknya masih memberi harapan. Ini terlihat dari beberapa kampanye, terutama di Semarang sebagai pusat kota Jawa Tengah,” kata Ketua Bappilu Partai Demokrat Agus Hermanto.

”Peserta kampanye sepertinya masih meyakini keuntungan program-program pro rakyat yang dihasilkan pemerintahan SBY. PD masih mempunyai citra positif,” ujarnya.

Partai Keadilan Sejahtera juga optimistis dapat menambah perolehan kursi DPR dari Jateng. Jika pada Pemilu 2009 hanya mendapat 7 kursi dari 7 dapil di Jateng, pada pemilu kali ini PKS optimistis bisa mendapat 10 kursi dari 10 dapil di Jateng.

PKS mengaku memiliki strategi yang berbeda dalam mendekati para pemilih di 10 dapil di Jateng. Peserta pemilu nomor urut tiga itu membuat semacam kontrak politik agar masyarakat memilih paket caleg dari PKS.

”Kami membuat small deal, semacam kontrak politik dengan pemilih. Kami tawarkan kepada masyarakat untuk memilih paket. Kalau untuk DPRD kabupaten/kota memilih PKS, untuk DPRD provinsi dan DPR juga harus memilih PKS,” kata Ketua Departemen Politik DPP PKS Agoes Purnomo. (FER/RYO/IAM/OSA/NTA/EDN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com