Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menggoyang PDI-P di Jateng

Kompas.com - 03/04/2014, 09:44 WIB

”Kami pernah dapat 13 kursi pada Pemilu 2004, tetapi menurun menjadi 7 kursi pada 2009. Pemilu 2014 sekarang kami pasang target dapat 15 kursi,” kata Ketua DPP PKB Marwan Jafar.

Menurut Marwan, Jateng memiliki kedekatan dengan Jawa Timur sebagai basis paling besar PKB. Kedua provinsi itu memiliki kedekatan sejarah, sosial, dan keagamaan. Sebagian ulama Nahdlatul Ulama, organisasi induk yang melahirkan PKB, pun tinggal di Jateng serta memiliki jaringan santri dan pengikut kuat.

”PKB akan menjadi partai kedua atau ketiga terbanyak dalam perolehan kursi di provinsi ini,” kata dia optimistis.

Demokrat berharap setia

Partai Demokrat juga yakin bisa mempertahankan banyak suara di Jateng.

”Bagi Partai Demokrat, keyakinan masih adanya pemilih yang setia terhadap Demokrat tampaknya masih memberi harapan. Ini terlihat dari beberapa kampanye, terutama di Semarang sebagai pusat kota Jawa Tengah,” kata Ketua Bappilu Partai Demokrat Agus Hermanto.

”Peserta kampanye sepertinya masih meyakini keuntungan program-program pro rakyat yang dihasilkan pemerintahan SBY. PD masih mempunyai citra positif,” ujarnya.

Partai Keadilan Sejahtera juga optimistis dapat menambah perolehan kursi DPR dari Jateng. Jika pada Pemilu 2009 hanya mendapat 7 kursi dari 7 dapil di Jateng, pada pemilu kali ini PKS optimistis bisa mendapat 10 kursi dari 10 dapil di Jateng.

PKS mengaku memiliki strategi yang berbeda dalam mendekati para pemilih di 10 dapil di Jateng. Peserta pemilu nomor urut tiga itu membuat semacam kontrak politik agar masyarakat memilih paket caleg dari PKS.

”Kami membuat small deal, semacam kontrak politik dengan pemilih. Kami tawarkan kepada masyarakat untuk memilih paket. Kalau untuk DPRD kabupaten/kota memilih PKS, untuk DPRD provinsi dan DPR juga harus memilih PKS,” kata Ketua Departemen Politik DPP PKS Agoes Purnomo. (FER/RYO/IAM/OSA/NTA/EDN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com