Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Kalau PDI-P Raih 25 Persen, Jokowi Bebas Pilih Cawapres

Kompas.com - 02/04/2014, 20:34 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Lingkar Madani untuk Demokrasi Indonesia Ray Rangkuti memperkirakan PDI Perjuangan tidak perlu berkoalisi untuk mencapai target 25 persen suara. Jika melihat hasil survei elektabilitas calon presiden belakangan ini, Ray menilai elektabilitas bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo atau Jokowi, sudah cukup untuk memberinya kekuatan memilih calon wakil presiden tanpa harus berkoalisi.

"Jokowi sudah tinggi (suaranya), enggak perlu cawapres yang sumbang suara buat dia. Kalau PDI-P dapat 25 persen ini, Jokowi bebas menetapkan siapa cawapresnya," ujar Ray di Jakarta, Rabu (2/4/2014).

Ray memprediksi Jokowi akan memboyong cawapres dari partai politik. Menurut dia, Gubernur DKI Jakarta itu akan menggandeng partai-partai Islam untuk berkoalisi. Selain itu, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung juga potensial menjadi pasangan bagi Jokowi.

"Untuk koalisi dengan Golkar, mungkin Akbar Tandjung karena Akbar punya basis paling kuat di Golkar," kata Ray.

Ray menilai Akbar sebagai politisi senior juga mempunyai hubungan emosional yang kuat dengan Partai Golkar sehingga mampu menarik suara lebih besar. Selain itu, latar belakang Akbar yang pernah menjadi Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam menjadi nilai tambah bagi mantan Ketua DPR RI tersebut.

Menurut Ray, catatan politik Akbar itu menjadi kekuatan besar dan melebihi Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, yang ditunjuk sebagai capres dari Golkar. Ray menilai Aburizal tidak memiliki basis politik yang kuat. "Dia dipilih (jadi capres Golkar) hanya karena dia ketua umum dan punya uang, tapi basis politiknya tidak menonjol," ujarnya.

Kemungkinan lain, kata Ray, Jokowi bisa melakukan eksperimen politik seperti yang dilakukan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono saat menggandeng Boediono sebagai wakil presiden, yang bukan berasal dari partai politik. Namun, kemungkinan ini akan lemah saat suara untuk PDI-P ternyata tidak mencapai 25 persen. Jika terjadi demikian, maka PDI-P harus berkoalisi dengan partai yang memiliki suara yang cukup tinggi.

"Mereka (PDI-P) harus dapat dukungan parpol. Kalau gaet nonpartai akan berisiko. Mau enggak mau dia butuh basis yang kuat. Partai mana? Golkar plus partai Islam," ujar Ray.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com