Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawal Pemilu, KPK dan Empat Lembaga Lainnya Bentuk Gugus Tugas

Kompas.com - 27/03/2014, 20:07 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membentuk gugus tugas yang mengawal pemilihan umum bersama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), serta Komisi Informasi Pusat (KIP). Gugus tugas ini diharapkan dapat mengintensifkan komunikasi antar lima lembaga dalam membahas persoalan-persoalan terkait penyelenggaraan pemilu.

"Kita sepakati KPK, KPU, Bawaslu, PPATK, dan KIP akan bentuk gugus tugas yang komunikasikan intens dalam menghadapi masalah-masalah di lapangan. Pimpinan KPK ke daerah-derah untuk kampanye pilih yang jujur," kata Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja dalam jumpa pers di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (27/3/2013).

Hadir pula dalam jumpa pers tersebut, Kepala Biro Hukum KPU Nur Syarifah, Komisioner Bawaslu Nasrullah, serta Direktur Pemeriksaan dan Riset PPATK Ivan Yustiavandana.

Nasrullah mengatakan, gugus tugas ini dibentuk dalam rangka mewujudkan pemilu yang bersih dan berintegritas. Dia pun meminta para peserta pemilu untuk ikut aktif mewujudkan pemilu yang bersih dan berintegritas sehingga mampu menghasilkan pemimpin yang juga bersih dan berintegritas.

"Kami akan fokus dan konsen apakah menyangkut dana bansos, hibah, dana kampanye jadi fokus perhatian serius bagi kami dan hal-hal apa saja yang bisa mengakibatkan kecurangan, mana otoritas KPK, mana otoritas penyelenggara pemilu, semua bisa dishare kalau keinginan lima institusi untuk mewujudkan pemilu lebih baik," kata Nasrullah.

Syarifah menuturkan, KPU mendorong peserta pemilu untuk menerapkan asas transparansi dan akuntabilitas, terutama yang berkaitan dengan dana kampanye. Untuk itu lah, kata Syarifah, KPU mempublikasikan laporan dana kampenye yang disampaikan para peserta pemilu.

"Ini kami publikasikan dana kampanye, gugus tugas ini bukan publikasi saja, tapi penggunaan," sambungnya.

Sementara, Ivan mengatakan, PPTAK dalam hal ini bertindak sebagai institusi pendukung yang mengawasi aliran dana para peserta pemilu. PPATK, menurutnya, menyampaikan kepada KPK, KPU, Bawaslu, dan KIP mengenai hasil riset yang dilakukan lembaga tersebut berkaitan dengan aliran dana selama pemilu.

"Prinsip dasarnya kita menginginkan calon yang ikut pemilu itu bersih, amanah, dan membawa negeri ke arah yang diinginkan bersama," kata Ivan.

Adnan juga mengatakan bahwa KIP perlu dilibatkan dalam gugus tugas ini untuk mendorong partai politik dan penyelenggara pemilu transparan mengenai informasi terkait pemilu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com