Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diprotes Tokoh Betawi, Ini Tanggapan Jokowi

Kompas.com - 24/03/2014, 18:39 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membantah anggapan yang mengatakan bahwa deklarasi pencapresannya di Rumah Pitung, Marunda, Jakarta Utara, sebagai bentuk perlawanan terhadap calon-calon presiden lainnya.

Menurut Jokowi, perlawanan yang ia maksudkan adalah perlawanan terhadap kemiskinan, ketidakadilan, kebodohan, dan neoliberalisme. Jokowi mengaku bahwa ia sama sekali tidak menganggap capres-capres lain sebagai saingannya.

"Jadi itu bukan perlawanan ke bangsa sendiri. Capres yang lain saudara kita juga, kawan dekat saya semuanya," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Senin (24/3/2014).

Selain itu, Jokowi menganggap bahwa deklarasi di Rumah Pitung sebagai penghargaannya terhadap salah satu cagar budaya yang ada di Jakarta itu. Ia menolak tudingan bahwa dia telah memanfaatkan rumah tersebut untuk kepentingan politik.

"Memang di situlah penghargaan kita, karena di situ cagar budaya, warisan budaya, kawasan bersejarah," ucapnya.

Seperti diberitakan, deklarasi kesiapan menjadi calon presiden yang dilakukan Jokowi di Rumah Pitung, Jumat (14/3/2014), mendapat protes dari organisasi Badan Musyawarah Masyarakat Betawi.

Ketua Lembaga Antar-Bidang Muhammad Rifky menyatakan keberatan dan meminta Jokowi segera meminta maaf kepada masyarakat Betawi karena telah menggunakan nama pahlawan Si Pitung untuk kepentingan politik.

Budayawan Betawi itu mengatakan, ada beberapa hal yang membuat masyarakat Betawi tidak terima saat Jokowi melakukan deklarasi di Rumah Pitung seminggu lalu. Pertama, pengumuman tersebut digelar secara mendadak tanpa ada komunikasi dahulu dengan masyarakat Betawi yang notabene "pemilik" rumah Pitung.

Permasalahan kedua adalah Rumah Pitung merupakan cagar budaya. Menurut dia, tidak seharusnya cagar budaya dijadikan tempat deklarasi capres kelompok tertentu.

Hal lain yang membuat tokoh-tokoh Betawi geram adalah Jokowi menjadikan si Pitung sebagai simbol perlawanan. Rifky berpendapat, perkataan itu tidak tepat diucapkan oleh Jokowi pada saat itu sebab Pitung berjuang dan melawan penjajahan kolonial Belanda.

Ia juga menjelaskan, tokoh Pitung merupakan penggambaran pahlawan yang berjuang tidak untuk kepentingan kelompok, tetapi untuk masyarakat. Berbeda dengan Jokowi yang mencalonkan diri menjadi presiden dari kelompok tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com