JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad mempertimbangkan untuk maju dalam bursa pencalonan presiden atau wakil presiden pada pemilihan umum (pemilu) 2014. Abraham mengaku tidak bisa menolak jika takdir nanti membawanya untuk maju dalam pemilu presiden.
"Saya masih tetap pada pendapat saya bahwa sebagai manusia biasa, kita tidak mungkin menolak takdir. Sama ketika saya ingin bergabung di KPK, tiba-tiba saya ingin bergabung memberantas korupsi, tapi ternyata takdir saya jadi ketua KPK, saya enggak bisa nolak," kata Abraham di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (19/3/2014).
Abraham mengatakan akan meminta petunjuk Tuhan terlebih dahulu dengan shalat istikharah. Bukan hanya itu, Abraham juga harus meminta izin dulu kepada unsur pimpinan KPK yang lain serta kepada seluruh pegawai KPK. "Kalau mereka merestui, dan setelah istikharah, dan mendapatkan petunjuk, baru saya ambil keputusan," kata Abraham.
Kendati demikian, Abraham menegaskan bahwa ia tidak memiliki keinginan maju sebagai capres atau cawapres. Sama seperti ketika bergabung dengan KPK, kata Abraham, ia tak pernah berambisi menjadi ketua KPK.
Nama Abraham disebut-sebut pantas menjadi calon potensial untuk maju pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2014. Ia disebut sebagai calon yang cocok untuk mendampingi capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Duet keduanya diyakini dapat bersaing dengan capres dari PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi).Sebelumnya, Prabowo mengatakan masih terus mencari cawapres yang cocok untuk mendampinginya. Dia mengatakan, nama calon yang akan digandengnya baru akan diumumkan setelah pelaksanaan pemilu legislatif (pileg). Ketika disinggung nama Abraham, menurut Prabowo, banyak yang mendukung agar Abraham sebagai cawapres. Prabowo meminta publik untuk melihat nanti perkembangannya.
Terkait wacana pencapresan Abraham ini, Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan bahwa Abraham harus mundur dari posisi ketua KPK jika berminat maju dalam pilpres .Berdasarkan undang-undang, kata Johan, KPK tidak mengenal istilah cuti untuk kampanye.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.