Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/02/2014, 07:59 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses pemberian sertifikasi halal diusulkan dilakukan oleh Kementerian Agama dengan melibatkan seluruh stakeholder. Usulan itu disampaikan oleh Anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi PPP, Hasrul Azwar, Jumat (28/2/2014).

Hasrul menjelaskan, usulan itu dilontarkan karena Kementerian Agama telah memiliki infrastruktur sampai ke pelosok daerah di seluruh Indonesia. Hal ini dianggapnya lebih efisien ketimbang membentuk lembaga baru untuk memberikan sertifikasi halal.

"Kenapa cenderung ke Kementerian Agama, karena hemat, strukturnya sudah ada sampai ke bawah," kata Hasrul. Meski demikian, usulan ini ia akui masih menuai perdebatan dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Jaminan Produk Halal.

Pasalnya di internal Komisi VIII juga muncul usulan agar pemberian sertifikasi halal dilakukan oleh lembaga baru di luar kementerian agama. Bagi Hasrul, usulan tersebut akan memakan banyak waktu dan biaya.

Ketika lembaga sertifikasi halal dinaungi oleh Kemenag, kata Hasrul, maka negara hanya perlu mengeluarkan anggaran untuk membiayai personel, seperti auditor. "Kalau lembaganya dibentuk, itu nempel ke Kemenag, sumber dananya dari APBN," ujarnya.

Hasrul manambahkan, dalam prosesnya, lembaga tersebut akan bekerja bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kesehatan, serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dia berharap usul ini dapat diterima dan masuk dalam RUU Jaminan Produk Halal.

Seperti diberitakan, masalah pemberian sertifikasi halal masih menuai sorotan. RUU Jaminan Produk Halal yang diusulkan atas inisiatif DPR sejak 2006 belum juga diselesaikan pembahasannya hingga menjelang akhir masa tugas periode 2009-2014.

Belum selesainya pembahasan RUU tersebut dikarenakan masih adanya perdebatan antara DPR dan pemerintah. Perdebatan itu mengenai apakah sertifikasi produk halal itu diwajibkan atau bisa dilakukan secara sukarela.

RUU itu juga mengatur mengenai tarif pemberian sertifikasi yang akan dimasukkan dalam penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Selama ini penerimaan dari proses sertifikasi selalu masuk ke kantong MUI.

Hal lain yang menuai banyak perdebatan adalah ketika RUU akan mengatur mengenai lembaga yang akan memberikan sertifikasi halal. Perdebatan ini terjadi di internal Komisi VIII maupun dengan pemerintah. Akhirnya pembahasan tak kunjung selesai dan pengesahan terancam kembali tak rampung pada periode DPR ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com