Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Dana, Pembelian Apache dan Radar Cuaca Terancam Tertunda

Kompas.com - 25/02/2014, 17:55 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanudin menyayangkan ketidakmampuan pemerintah dalam menjalankan Keputusan Presiden tentang Rencana Strategi Pertahanan Indonesia 2004-2009 lantaran minimnya anggaran.

Hasanudin menjelaskan, dalam rapat tertutup yang digelar Komisi I DPR bersama Kementerian Keuangan, Bappenas, dan Kementerian Pertahanan, pada Senin (24/2/2014) kemarin, terungkap bahwa pemerintah hanya menyanggupi penambahan dana sebesar Rp 23 triliun. Padahal dalam Keppres telah ditetapkan bahwa pos anggaran yang harus dipenuhi mencapai Rp 50 triliun.

"Ada Rp 27 triliun yang tak bisa dicairkan pemerintah dengan alasan berbagai perkembangan situasi keuangan tidak menentu, (sehingga) negara tidak punya uang untuk program ini," kata Hasanudin, di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (25/2/2014).

Dengan begitu, kata Hasanudin, target minimum essential force (MEF) tidak dapat dicapai. Ditambah lagi adanya kekurangan pencairan anggaran sebesar Rp 1,1 triliun dari dana sebesar Rp 23 triliun yang tidak dapat dicairkan di 2014 dan menimbulkan lima implikasi yang merugikan.

Hasanudin membeberkan, lima implikasi itu adalah penundaan pembelian helikopter Apache dari Amerika Serikat, radar cuaca dari Rusia untuk helikopter serbu milik TNI Angkatan Udara, dan pesawat jet F-16 dari Amerika Serikat. Selain itu, anggaran pengamanan Pemilu 2014 berkurang dari Rp 300 miliar menjadi Rp 100 miliar, dan terhentinya program alat berat Zeni untuk membantu pemerintah Papua dalam proyek pembuatan 14 jalan baru.

Politisi PDI Perjuangan itu mengungkapkan, di antara lima implikasi tersebut, yang paling merugikan Indonesia adalah penghentian kontrak pengadaan pesawat jet F-16 dan radar cuaca helikopter serbu. Pasalnya, kontrak dan pembayaran telah berjalan tetapi pesawatnya belum diterima Indonesia.

"Bagaimana Presiden tak dapat menjalankan Keppres? Kita meminta Rp 1,1 triliun itu dicairkan, tapi Wamenkeu (Wakil Menteri Keuangan) sudah lempar handuk," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com