Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri: E-KTP Kini Menjadi Urusan Daerah

Kompas.com - 24/02/2014, 18:04 WIB

PALEMBANG, KOMPAS.com — Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan, biaya proses pencetakan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) mulai 2014 menjadi urusan daerah atau kabupaten/kota dan tidak lagi menjadi urusan pemerintah pusat.

"Kesemuanya itu tidak lain agar proses pembuatan KTP elektronik semakin cepat serta menghemat biaya," kata Gamawan saat sosialisasi administrasi kependudukan dan pengawasannya di Palembang seperti dikutip dari Antara, Senin (24/2/2014).

Gamawan mengatakan, proses pencetakan e-KTP juga sudah dapat dilaksanakan di daerah dan tidak lagi menunggu hasil dari Jakarta. Untuk memperkuat perubahan pencetakan KTP elektronik itu, kini ada undang-undang yang mengatur.

Selain itu, kata dia, pembuatan e-KTP tidak dipungut biaya supaya masyarakat mendapatkan kemudahan dalam pelayanan. Selain e-KTP, pihaknya secara bertahap akan menggratiskan pelayanan lainnya. Namun, ia tidak menyebutkan jenis pelayanan yang juga akan digratiskan itu.

Gamawan menambahkan, masyarakat juga dimudahkan karena e-KTP berlaku seumur hidup, tidak seperti KTP sebelumnya yang berlaku hanya 5 tahun. E-KTP juga dapat mendata lebih akurat penduduk di Indonesia.

"Hal ini karena KTP elektronik terdata di seluruh Indonesia sehingga bila pembuatan dua kali sulit untuk terjadi," kata dia.

Dalam acara sosialisasi itu, Gubernur Sumsel Alex Noerdin menyambut baik dan menyatakan mendukung sepenuhnya program pemerintah pusat tersebut. Sosialisasi administrasi kependudukan dan pengawasan itu diikuti camat, lurah, dan kepala desa dari Kabupaten Musi Banyu Asin, Banyuasin, dan Kota Palembang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com