Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agus Marto: Nazaruddin Bohong Besar

Kompas.com - 17/01/2014, 21:47 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyebut Nazaruddin berbohong saat memberi kesaksian di persidangan mantan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Deddy Kusdinar dalam kasus Hambalang.

Nazaruddin, terpidana tujuh tahun kasus wisma atlet, dalam kesaksiannya menyebut Agus Martowardojo, yang saat itu masih menjabat sebagai Menteri Keuangan, membantu memuluskan anggaran kontrak multi-tahun proyek Hambalang (baca: Nazaruddin Ungkap Peran Agus Marto Muluskan Anggaran "Multiyears").
 
"Saya ingin memberikan klarifikasi bahwa apa yang disampaikan oleh Nazaruddin adalah bohong besar. Saya prihatin bahwa Nazaruddin sebagai orang yang terhukum menyampaikan di dalam pengadilan suatu kebohongan besar. Padahal, kalau menyampaikan pernyataan di pengadilan kan memakai sumpah," kata Agus di Kantor Pusat BI, Jumat (17/1/2014).

Agus menyatakan, dirinya sama sekali tidak pernah makan bersama Anas Urbaningrum dan tidak pula mengenal Machfud Suroso seperti yang dikatakan Nazaruddin.

Dalam kesaksiannya, Nazar bercerita, ia bertemu Agus bersama mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, di sebuah restoran Jepang. Saat bertemu Agus, ia juga mengajak Machfud Suroso dan pemilik M'Sons Capital, Munadi Herlambang.

Nazar menyampaikan kepada Agus bahwa masih ada masalah terkait anggaran proyek Hambalang. Kemudian, kata Nazar, Agus bersedia membantu meskipun masih ada kekurangan persyaratan untuk kontrak tahun jamak. Pertemuan itu terjadi pada sekitar bulan Desember 2010.

"Selama karier seumur hidup saya, insya Allah tidak akan bisa diintervensi tentang yang tidak taat hukum. Saya tidak pernah mendapat telepon atau tekanan terkait Hambalang," ujar Agus.

Pada saat menjabat sebagai Menteri Keuangan, Agus mengatakan belum pernah mendengar tentang Hambalang. Ia pernah satu kali mendengar tentang Hambalang dalam bentuk nota.

"Saya review, kemudian saya nyatakan selesaikan sesuai aturan. Setelah itu tidak pernah dengar," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com