Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 292 Pelanggaran Kebebasan Beragama Sepanjang 2013

Kompas.com - 16/01/2014, 19:25 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Setara Institut mencatat ada 222 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama sepanjang tahun 2013. Di dalam 222 peristiwa itu, terjadi 292 tindakan.

"Ini artinya sikap intoleransi yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2013 masih cukup tinggi," kata peneliti Setara Institut Bonar Tigor dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (16/1/2014).

Wilayah yang paling banyak melakukan pelanggaran adalah Jawa Barat dengan angka 80 peristiwa pelanggaran. Bonar menjelaskan, ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan Jawa Barat menjadi wilayah terbanyak melakukan pelanggaran.

Pertama, menurutnya, memang terdapat banyak kelompok intoleran yang berada di Jawa Barat. Kedua, Jawa Barat adalah provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak se-Indonesia sehingga kemungkinan terjadinya intoleransi besar.

Ketiga, terdapat kepentingan-kepentingan politik tertentu yang sengaja memancing penduduk Jawa Barat untuk bersikap intoleran. "Di Jawa Barat, Islamnya masih sangat kental, dan banyak parpol berkampanye menggunakan itu untuk mendulang suara," jelasnya.

Tertinggi kedua adalah Jawa Timur, yakni 29 peristiwa pelanggaran. Peringkat ketiga diduduki Ibukota DKI Jakarta dengan angka 20 peristiwa pelanggaran.

"Ini menarik karena banyak orang menganggap, dengan terpilihnya Jokowi-Ahok sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur, tingkat intoleransi di Jakarta akan menurun," jelasnya.

Sementara di luar Pulau Jawa, pelanggaran paling banyak terjadi di Sumatera Utara dengan jumlah pelanggaran 15 kali, dan Sulawesi Selatan 12 kali.

Bonar menjelaskan, angka ini turun dibandingkan riset yang dilakukan Setara pada tahun 2012 lalu. Namun angka pelanggaran ini dinilainya masih sangat tinggi, yaitu rata-rata 18,5 peristiwa dan 24,33 tindakan setiap bulannya.

"Kalau lihat angka semata, kita akan misleading. Karena ini tidak signifikan. Wilayah sebaran tertinggi tidak masih tidak berubah. Belum lagi ada daerah yang semula tidak terjadi intoleransi, kini mulai muncul Intoleransi disana," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com