"Seorang Presiden harus ambil langkah simbolik. Menunjukkan perhatian dan keseriusan terhadap bencana Gunung Sinabung. Langkah Simbolik ini misalnya, Presiden datang di sana tinggal beberapa hari seperti yang presiden tunjukkan saat kasus Gunung Merapi," ujar Hajriyanto, di Kompleks Parlemen, Rabu (15/1/2014).
Menurut Hajriyanto, keterlibatan SBY turun langsung ke lokasi bencana akan menunjukkan keterlibatan negara secara langsung. Hal ini pula yang dinilai akan membantu beban psikologis para pengungsi yang merasa putus asa dan depresi.
"Saat ini, Presiden belum ada tanda-tanda yang ke arah sana (perhatian serius). Dulu saat Gunung Merapi, Presiden bahkan sampai berkantor di Yogyakarta," ucap Hajriyanto.
Politisi Partai Golkar ini pun meminta agar pemerintah pusat tidak berkilah pada belum meletusnya Gunung Sinabung. Menurutnya, erupsi dan letusan sama saja berdampak berat bagi masyarakat.
Prasangka
Jika Presiden SBY lamban merespons peristiwa Sinabung, Hajriyanto yakin akan timbul prasangka tidak baik terhadap SBY. Presiden SBY akan dianggap tidak peduli lantaran tidak memberikan keuntungan politis yang signifikan.
"Menurut saya, akan banyak spekulasi politik yang akan muncul kalau perhatian simbolik tidak segera dilakukan. Spekulasi politik akan macam-macam, apakah karena secara politik berdampak kecil karena ini di luar Jawa?" tutur Hajriyanto.
Selain itu, Hajriyanto mengatakan, jika Presiden SBY tidak segera turun langsung ke lokasi, maka akan muncul anggapan bahwa Presiden lebih sibuk mengurus isu Jakarta.
"Untuk menepis itu semua, maka kehadiran Presiden di lokasi sangat penting sekali," ujarnya.
Terakhir, Gunung Sinabung melakukan erupsi sebanyak 30 kali pada Selasa (14/1/2014) kemarin. Luncuran awan panas yang menyertai letusan pun semakin sering terjadi dengan jarak luncuran semakin jauh. Bila sebelumnya luncuran awan panas mencapai jarak 3 kilometer dari kawah gunung, pada Selasa jaraknya mencapai kisaran 4 sampai 5 kilometer ke arah Tenggara. Jumlah pengungsi akibat letusan Gunung Sinabung yang sudah berlangsung berbulan-bulan juga terus bertambah.
Per Selasa kemarin, jumlah pengungsi tercatat 26.088 orang dari 8.103 kepala keluarga. Para pengungsi tersebut berasal dari 34 desa dan 2 dusun di Kabupaten Karo. Di antara desa asal pengungsi adalah Desa Sukameriah, Guru Kinayan, Selandi Lama, Kuta Rakyat, dan Sigaranggarang di Kecamatan Payung.
Lalu, Desa Berastepu, Sibintun, Gamber dan Kuta Tengah, Kuta Mbelin, Kebayaken, Kuta Tonggal, dan Sukanalu di Kecamatan Simpang Empat. Juga, Desa Tiganderket, Mardinding, Temberun, Pintubesi, Perbaji, dan Kuta Mbaru di Kecamatan Tiganderket.
Melalui akun Twitter-nya pada 13 Januari 2014, Presiden SBY mengungkapkan, akan kembali mengunjungi lokasi bencana letusan Gunung Sinabung.
"Minggu depan, Insya Allah saya akan berkunjung kembali ke Kabanjahe, untuk pastikan penanganan Sinabung dan pengungsi berjalan baik" demikian kata SBY.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.