"Survei kan bukan pemilu. Jokowi dulu enggak ada satu survei pun yang menangkan dia (di Pilkada DKI Jakarta). Itulah celah permainan kami. Masih banyak jadwal politik yang bisa mengubah keadaan," ujar Fahri, saat dihubungi, Rabu (8/1/2014).
Fahri mengatakan, partainya banyak belajar dari berbagai survei yang selalu memunculkan nama Jokowi. Namun, PKS tak goyah untuk tetap mengajukan calon presiden sendiri meski tokoh-tokoh PKS belum memiliki elektabilitas yang menjanjikan dalam berbagai survei.
Fahri mengaku optimistis PKS akan mendapatkan tempat dalam Pilpres 2014. Dia mengatakan, PKS adalah partai Islam terbesar di Indonesia dan partai nasional dengan elektabilitas nomor empat di level nasional.
"Masak partai-partai kecil Anda nggak tanya gitu terus PKS digitukan?" kata Fahri.
Menurutnya, momentum kekuatan PKS nantinya akan terlihat dengan perluasan struktur dan jangkauan kader yang meluas. Peluang PKS lainnya, kata Fahri, adalah momentum judicial review Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Presiden di Mahkamah Konstitusi.
Jokowi makin melejit
Dalam survei yang dilakukan Litbang Kompas pada Desember 2013, elektabilitas Jokowi terus meningkat hingga 43,5 persen. Tingkat dukungan terhadap Jokowi dari bulan Desember 2012 terus meningkat.
Peningkatan dukungan ini terjadi karena ada limpahan dukungan konstituen partai selain PDI Perjuangan dan dukungan dari pemilih yang sebelumnya menentukan pilihan. Di bawah Jokowi, ada lima kandidat capres lain yang mendapat dukungan suara signifikan untuk berlaga pada Pemilu Presiden 2014. Mereka adalah Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie, Wiranto, Megawati Soekarnoputri, dan Jusuf Kalla. Tidak ada satu pun nama tokoh PKS dalam survei ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.