Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuasa Hukum Anas: Samad Arogan

Kompas.com - 08/01/2014, 04:41 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad dikabarkan "berang" lantaran mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, mangkir lagi dari pemeriksaan KPK, Selasa (7/1/2014). Kuasa hukum Anas, Firman Wijaya, mengatakan bahwa kliennya hanya meminta kepastian hukum dan keadilan sebagai warga negara.

"Saya dengar Pak Samad marah-marah. Kok agak arogan," kata Firman di depan rumah Anas, Jalan Teluk Semangka, Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa malam. Anas disebut menolak memenuhi panggilan tersebut karena surat panggilan untuknya masih mencantumkan sangkaan terkait "proyek-proyek lainnya".

Fiman menyatakan, sikap Anas untuk mempertanyakan rincian "proyek lain" dalam surat perintah penyidikan merupakan hak kliennya sebagai warga negara. "Tidak boleh aparat penegak hukum bersikap arogan," ujar dia.

Menurut Firman, Anas sudah meminta kejelasan mengenai pencantuman sangkaan "proyek lain" tersebut. Dia pun menyesalkan pernyataan Samad yang bernada berang itu dan menurut Firman sikap Samad sudah melampaui batas.

"Akan menimbulkan pertanyaan, kenapa harus marah. dengan menunjukkan emosional," kata Firman. Dia mengatakan, sikap Anas yang mempertanyakan sangkaan "proyek lain" merupakan hak masyarakat untuk mendapatkan kepastian hukum dan keadilan.

"Tidak boleh terjadi itu, memidanakan orang dengan kalimat 'dan lain-lain'," ujar Firman. Dia pun meyakinkan KPK bahwa Anas menghormati lembaga anti-korupsi tersebut. Karenanya, dia pun berharap KPK tak mengeluarkan pernyataan yang justru membebani KPK. "Apa sulitnya menjelaskan? Bahasa marah-marah tidak akan memberikan penjelasan," imbuh Firman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com