Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/12/2013, 12:58 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi terus digadang-gadang menjadi calon presiden (capres) Republik Indonesia 2014 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Dalam sejumlah hasil survei, belum ada yang mengalahkan elektabilitas Jokowi.

Lalu siapa lawan tanding Jokowi?

Berdasarkan hasil survei Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia, ada 21 nama yang kemudian dikerucutkan menjadi 12 nama. "Supaya demokrasi sehat, kita cari lawan tanding. Stop survei. Hasilnya akan sama. Kita cari orang berkualitas dulu. Siapa?" kata Ketua Laboratorium Psikologi Politik UI Hamdi Muluk saat memaparkan hasil Survei Opinion Leader Mencari Lawan Jokowi di Hotel Morrisey, Jakarta, Minggu (29/12/2013).

Pertama muncul 21 nama dari hasil Focus Group Discussion yang menominasikan tokoh potensial. sebanyak 21 nama tersebut yaitu: Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama, Mantan Wali Kota Blitar Djarot Saiful Hidayat, Bupati Enrekang La Tinro La Tunrung, Mantan Wali Kota Yogyakarta Herry Zudyanto, mantan Wagub Jateng Rustriningsih, dan Ketua Serikat Petani Pasundan Agustiana.

Ada pula CEO PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar, Akademisi Anies Baswedan, Ketum Serikat Petani Indonesia Hendri Saragih, Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal, Ketua KPK Abraham Samad, Menteri Keuangan Chatib Basri, CEO Trans Corp Chairul Tanjung, Direktur World Bank Sri Mulyani, CEO PT KAI Ignatius Jonan, dan Wakil Menteri Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Eko Prasojo.

Dari 21 nama tersebut kemudian disaring menjadi 12 nama dengan kriteria mereka yang berusia di bawah 55 tahun. "Para pakar ini sepakat, pemimpin saat ini yaitu di usia muda," kata Hamdi. Kriteria lainnya yaitu dianggap mempunyai integritas yang baik atau tidak pernah terlibat kasus hukum, khususnya korupsi, kolusi nepotisme. Kemudian ia juga dipandang mampu menginspirasi orang banyak, memiliki prestasi dan rekam jejak yang mengesankan.

Sebanyak 12 nama itu yaitu Tri Rismaharini (7,38 poin), Basuki (7,28 poin), Anies (7,04 poin), Chairul Tanjung (6,43 poin), Abraham (6,42 poin), Ignatius (6,40 poin), Emirsyah (6,32 poin), Chatib (6,30 poin), Eko (6,10 poin), Tri Mumpuni (6,03 poin), Nurdin (5,79 poin), dan Ahmad Heryawan (5,32 poin).

Survei tersebut merupakan penilaian dari 61 pakar terhadap 12 nama itu. Para pakar ini menguji sisi visionernya, kepemimpinan, intelektualitas, keterampilan politik, komunikasi politik, stabilitas emosi, kemampuan manajerialn penampilan, dan integritas moral. Penilaian dengan angka 1 yaitu paling rendah hingga tertinggi yaitu 10.

Metode yang digunakan yaitu Delphi Methods. Metode tersebut merupakan cara untuk mendapatkan informasi membuat keputusan, menentukan indikator, parameter, dan lainnya yang reliabel dengan mengeksplorasi ide, informasi orang-orang ahli dibidangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com