Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Ketua DPD Golkan Banten, Tatu Diminta Hilangkan KKN

Kompas.com - 28/12/2013, 18:24 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad khawatir saat dinasti Atut Chosiyah kembali terpilih memimpin Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar di Provinsi Banten.

Namun, Fadel menyatakan tidak bisa menggugat hasil musyawarah daerah luar biasa (Musdalub) beberapa hari lalu yang mengangkat adik Atut, Tatu Chasannah sebagai Ketua DPD Golkar Banten.

“Tidak bisa melawan Musdalub. Memang banyak yang prediksi itu (suara Golkar jeblok di Banten) tapi hasil Musdalub seperti itu, kita hargai saja. Mudah-mudahan ada hikmahnya,” ujar Fadel saat dihubungi Sabtu (28/12/2013).

Fadel berharap agar Tatu bisa menjadikan Golkar lebih baik lagi ke depannya. Dia juga berharap terpilihnya kembali dinasti Atut di Banten, tidak akan berpengaruh pada kantong suara Golkar di sana.

Yang terpenting, ucap Fadel, Tatu punya tugas utama dalma mengembalikan kepercayaan publik yang turun akibat praktek dinasti politik di Banten. “PR terbesar adalah mengembalikan pepercayaan publik dan tiadakan KKN!” tukas mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini.

Seperti diketahui, Partai Golkar menggelar Musdalub di kantor DPP Partai Golkar pada Jumat (27/12/2013). Musdalub dilakukan untuk memilih Ketua DPD Golkar provinsi Banten. Posisi itu sebelumnya diisi oleh suami Ratu Atut, Hikmat Tomet, yang meninggal dunia beberapa waktu lalu.

Ada tiga kandidat yang masuk dalam bursa Ketua DPD Golkar Banten. Mereka adalah adik Atut, Tatu Chasanah yang juga Walikota Bupati Serang; Walikota Cilegon Iman Aryadi; dan anggota DPR RI, Tubagus Ace Hasan Syadzily.

Ace memutuskan mundur sebelum perhitungan suara dilakukan. Setelah melakukan penghitungan suara, Tatu mampu mengalahkan Iman. Dia memperoleh 6 suara, dan Iman mendapatkan 5 suara.

Sementara itu, Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar tak memberikan suaranya. Sesuai keputusan Musdalub, Tatu akan mengisi posisi Ketua DPD I Partai Golkar sampai 2015 nanti.

Direktur Political Communication Institute Heri Budianto berpendapat pemilihan Tatu sebagai pimpinan DPD Partai Golkar di Banten adalah pertanda bagi partai itu. Dia yakin jika Golkar terus melanggengkan praktik politik dinasti, maka akan berpengaruh kepada suara Golkar di Banten.

Apalagi, selama ini, Banten menjadi kantong utama suara partai berlambang pohon Beringin itu. Menurut Heri, masyarakat di Banten sudah sangat antipati akan keberadaan dinasti keluarga Atut.

Hal tersebut, lanjut Heri, dapat terlihat saat Atut ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dalam kasus suap sengketa Pilkada Lebak dan pengadaan alat kesehatan (alkes) di Provinsi Banten. "Penolakan masyarakat Banten akan Atut sangat kuat. Kalau Golkar tetap memilih keluarga Atut, maka suara partai ini akan terjun bebas," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com