Namun, Fadel menyatakan tidak bisa menggugat hasil musyawarah daerah luar biasa (Musdalub) beberapa hari lalu yang mengangkat adik Atut, Tatu Chasannah sebagai Ketua DPD Golkar Banten.
“Tidak bisa melawan Musdalub. Memang banyak yang prediksi itu (suara Golkar jeblok di Banten) tapi hasil Musdalub seperti itu, kita hargai saja. Mudah-mudahan ada hikmahnya,” ujar Fadel saat dihubungi Sabtu (28/12/2013).
Fadel berharap agar Tatu bisa menjadikan Golkar lebih baik lagi ke depannya. Dia juga berharap terpilihnya kembali dinasti Atut di Banten, tidak akan berpengaruh pada kantong suara Golkar di sana.
Yang terpenting, ucap Fadel, Tatu punya tugas utama dalma mengembalikan kepercayaan publik yang turun akibat praktek dinasti politik di Banten. “PR terbesar adalah mengembalikan pepercayaan publik dan tiadakan KKN!” tukas mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini.
Seperti diketahui, Partai Golkar menggelar Musdalub di kantor DPP Partai Golkar pada Jumat (27/12/2013). Musdalub dilakukan untuk memilih Ketua DPD Golkar provinsi Banten. Posisi itu sebelumnya diisi oleh suami Ratu Atut, Hikmat Tomet, yang meninggal dunia beberapa waktu lalu.
Ada tiga kandidat yang masuk dalam bursa Ketua DPD Golkar Banten. Mereka adalah adik Atut, Tatu Chasanah yang juga Walikota Bupati Serang; Walikota Cilegon Iman Aryadi; dan anggota DPR RI, Tubagus Ace Hasan Syadzily.
Ace memutuskan mundur sebelum perhitungan suara dilakukan. Setelah melakukan penghitungan suara, Tatu mampu mengalahkan Iman. Dia memperoleh 6 suara, dan Iman mendapatkan 5 suara.
Sementara itu, Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar tak memberikan suaranya. Sesuai keputusan Musdalub, Tatu akan mengisi posisi Ketua DPD I Partai Golkar sampai 2015 nanti.
Direktur Political Communication Institute Heri Budianto berpendapat pemilihan Tatu sebagai pimpinan DPD Partai Golkar di Banten adalah pertanda bagi partai itu. Dia yakin jika Golkar terus melanggengkan praktik politik dinasti, maka akan berpengaruh kepada suara Golkar di Banten.
Apalagi, selama ini, Banten menjadi kantong utama suara partai berlambang pohon Beringin itu. Menurut Heri, masyarakat di Banten sudah sangat antipati akan keberadaan dinasti keluarga Atut.
Hal tersebut, lanjut Heri, dapat terlihat saat Atut ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dalam kasus suap sengketa Pilkada Lebak dan pengadaan alat kesehatan (alkes) di Provinsi Banten. "Penolakan masyarakat Banten akan Atut sangat kuat. Kalau Golkar tetap memilih keluarga Atut, maka suara partai ini akan terjun bebas," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.