"Dalam situasi yang serba cair, politik secara umum diubah maknanya dan merosot, politik di Indonesia betul-betul politik yang mekanismenya mendapatkan apa, dan bagaimana," kata Robet, dalam sebuah diskusi politik kebangsaan, di Kantor International Conference of Islamic Scholars (ICIS), di Jakarta, Selasa (10/12/2013).
Untuk merebut hati rakyat, kata Robet, modal yang digunakan para politisi tidak lagi esensial, tetapi lebih pada penampilan dan memanfaatkan ruang iklan untuk memunculkan diri atau membentuk citra baik. Atas dasar itu, ia tak heran jika saat ini politisi menjadi selebriti, dan selebriti menjadi politisi.
Dalam kondisi seperti itu, maka Robet menilai ideologi partai sifatnya menjadi relatif. Menurut Robet, makna politik di Indonesia saat ini juga sangat berbeda dengan makna politik para pendiri bangsa. Bung Hatta misalnya, memaknai politik sebagai upaya untuk mencapai kemaslahatan umum.
"Makna Bung Hatta itu yang kini hilang. Kontestasi kini dasarnya sentimen personal, di mana politik lebih seperti iklan sabun ketimbang untuk mencapai kemaslahatan umum," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.