"Karena ini sudah jadi ranah publik, dan publik bereaksi, maka adalah menjadi tidak etis jika tidak dibuka kepada publik," ujar Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin di Kompleks Parlemen, Senin (25/11/2013).
Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan, Presiden tidak perlu membacakan semua isi surat Abbott. Namun, substansi surat itu perlu diungkap. Menurut Hasanuddin, hal itu perlu diketahui publik lantaran masyarakat juga ingin mengetahui sikap Kepala Negara selanjutnya atas surat itu.
Jika Presiden tidak terbuka, mantan Sekretaris Militer itu memperkirakan akan ada dua hal yang terjadi. Pertama, rakyat menjadi menebak-nebak sikap Presiden. Rakyat pun tidak mengetahui sikap Pemerintah Indonesia terhadap Pemerintah Australia.
"Yang lebih parah, Pak SBY bisa menjadi sasaran fitnah oleh rakyat. Ini akan membuat cerita macam-macam yang tidak bagus. Lebih baik dibuka ke publik," imbuh Hasanuddin.
Seperti diberitakan, Presiden SBY telah menerima surat balasan dari PM Australia Tony Abbott yang berisi penjelasan mengenai informasi adanya penyadapan terhadap Presiden SBY dan sejumlah pejabat Indonesia oleh intelijen Australia. Namun, Juru bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, secara etika, isi surat PM Australia tersebut tidak dibuka kepada publik.
"Etisnya menurut saya tidak untuk dibuka kepada publik," kata Julian dalam pesan singkat seperti dikutip Tribunnews.com, Minggu (24/11/2013).
Julian mengatakan, dirinya tidak dalam kapasitas untuk menyampaikan substansi surat. "Karena surat itu dibuat oleh PM Australia dan ditujukan kepada Presiden RI," katanya.
Sebelumnya, Presiden SBY mengirimkan surat kepada Abbott untuk meminta penjelasan dan sikap resmi Australia terkait penyadapan. Surat balasan diterima oleh Presiden SBY di Bali yang diantar oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dari Jakarta tadi pagi. Selain mengirim surat, Presiden SBY juga menarik Dubes RI untuk Australia serta menghentikan sementara kerja sama dengan Australia.
Sikap tersebut akan terus diambil sampai ada penjelasan dari Pemerintah Australia. Di Australia, Abbott belum bersedia menjelaskan isi surat balasan. Hanya, ia telah menyatakan penyesalan "mendalam dan tulus" atas ketidaknyamanan akibat pemberitaan mengenai skandal mata-mata Australia terhadap Presiden SBY.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.