Hajriyanto menyampaikan, secara teologis, Tuhan mengirim nabi untuk mengurus umatnya melalui agama yang disampaikan. Sama halnya dengan raja, sultan atau presiden, orang-orang yang menduduki posisi itu, kata Hajriyanto, merupakan utusan Tuhan untuk mengurus sebuah negara.
Seorang sosiolog muslim, Ibnu Khaldun, kata Hajriyanto, bahkan menyatakan bahwa kedudukan seorang raja, sultan, atau presiden setingkat dengan kedudukan nabi. Lebih tegas, ia menyampaikan bahwa jabatan sebagai presiden sangat terhormat dan memberikan kepuasan lahir batin yang luar biasa.
"Maka kedudukan itu enggak ada yang diberikan secara sukarela, selalu diperebutkan, bahkan perebutan tahta itu bisa merusak sendi-sendi negara," kata Hajriyanto di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (18/11/2013).
Ketua DPP Partai Golkar ini melanjutkan, pemilihan umum juga dianggapnya sebuah arena memperebutkan kekuasaan. Hanya saja, perebutan kekuasaan itu dibatasi dengan aturan main yang jelas dan tegas, adil, beradab, dan tanpa kekerasan.
Secara pribadi, ia beranggapan calon pemimpin yang maju di 2014 haruslah mengantongi dua syarat utama, yaitu bersih secara ideologis, dan hukum.
"Karena persoalan terbesar dari publik adalah soal korupsi, bidang yang paling menimbulkan frustrasi di masyarakat kita, terutama saat korupsinya sudah masuk ke eksekutif, legislatif, dan yudikatif," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.