Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bumerang, Serangan Nurhayati terhadap Jokowi

Kompas.com - 22/10/2013, 18:24 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, menilai bahwa serangan yang dilayangkan Partai Demokrat melalui ketua fraksinya, Nurhayati Ali Assegaf, kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dapat menjadi bumerang. Serangan tersebut justru bisa berbalik kepada Nurhayati dan Partai Demokrat.

"Hati-hati, nanti justru masyarakat sendiri yang akan balik menyerang," kata Hamdi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (22/10/2013).

Hal tersebut, menurut Hamdi, bisa terjadi karena Jokowi dicintai dan didukung oleh rakyat. Oleh karenanya, jika ia diserang oleh pihak lain, maka masyarakat akan ikut bersuara, apalagi jika serangan tersebut dilayangkan terkait kepentingan politik tertentu.

"Serangan Nurhayati ini juga saya rasa tidak beralasan dan penuh kepentingan," lanjut Hamdi.

Hamdi menambahkan, masyarakat saat ini juga tidak bodoh. Masyarakat tidak akan memercayai begitu saja suatu kritik yang dilemparkan. Menurut Hamdi, masyarakat dapat mengetahui jika terdapat sesuatu yang ganjil.

Hamdi mencontohkan serangan yang dilakukan oleh Amien Rais beberapa waktu lalu. Menurutnya, serangan tersebut sarat kepentingan politik dan tidak dilengkapi dengan data yang nyata.

"Akibatnya, Amien Rais yang diserang oleh publik," ujar Hamdi.

Hal serupa disampaikan pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego. Dia menilai, serangan yang diarahkan Nurhayati kepada Jokowi tidak terukur dan hanya sekadar emosi. Kritik seperti itu, menurut Indria, akan membuat rakyat bertanya-tanya dan bisa balik menyerang.

"Jadi sebenarnya di zaman terbuka seperti ini, siapa pun bisa melontarkan kritiknya. Tapi pertanyaannya, apakah itu terukur atau tidak?" kata Indria.

Seperti diberitakan, awalnya, Nurhayati menilai bahwa mantan Gubernur DKI, Fauzi Bowo (Foke), turut berjasa dalam satu tahun pemerintahan Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama.

Keesokan harinya, Nurhayati menyatakan ada 1.000 rumah yang terbakar dalam satu tahun pemerintahan Jokowi. Terakhir, Nurhayati tak lagi hanya mengkritik berkaitan satu tahun kinerja Jokowi, tetapi melebar pada kebijakan mobil murah dan Esemka.

Jokowi digadang-gadang menjadi calon presiden

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan, partainya akan mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang menginginkan Jokowi. PDI-P memikirkan masak-masak tokoh yang dianggap mampu memimpin Indonesia.

"Saya kira partai yang cerdas tidak akan meninggalkan apa yang menjadi aspirasi masyarakat. Partai juga memiliki komitmen, jadi memimpin Indonesia loh, bukan memimpin negara yang kecil," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com