"Saya tidak pernah menyebut Prof SBS diculik, ditangkap, diambil paksa, diamankan, diciduk, dan sebagainya," kata M Rahmad saat Jumpa Pers di Kantor PPI, Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (20/10/2013).
Menurutnya, informasi yang dia sampaikan saat membuka dialog bertajuk "Dinasti vs Meritokrasi Politik" tersebut sesuai dengan apa yang disampaikan Sri Mulyono, staf PPI yang bertugas mengantar jemput Subur. Ketika ingin menjemput Subur di rumahnya, Sri Mulyono mendapat info dari ajudan Subur bahwa Subur telah dijemput oleh pihak BIN. Oleh karenanya, Sri langsung menjemput Subur di kantor BIN.
Namun, sesampainya di sana, Subur menyampaikan kepada Sri melalui telepon kalau pertemuan yang semula berlangsung jam 10.00 ditunda hingga setelah shalat Jumat. Hal tersebut dikarenakan kepala BIN harus menjemput presiden di bandara terlebih dahulu. Karena jadwal pertemuan yang berubah tersebut, Subur memutuskan untuk tidak hadir.
"Sri menyampaikan info tersebut kepada saya, dan info tersebutlah yang saya sampaikan ke peserta dialog," kata Rahmad.
Rahmad pun menilai informasi yang disampaikan ajudannya tersebut benar, kecuali pada bagian Subur dijemput BIN. Rahmad mengakui info tersebut salah karena Subur datang bersama rombongan ke acara BIN, bukan dijemput.
Sri sudah meminta maaf di depan Media. Namun, Rahmad tidak menyampaikan permintaan maafnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.