JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Partai Hanura, Wiranto-Hary Tanoesoedibjo, bakal memasang billboard berisi gambar wajah mereka. Pemasangan billboard ini bertujuan meningkatkan popularitas. Tak tanggung-tanggung, meski belum dipastikan bisa menjadi peserta Pemilihan Presiden 2014, mereka berencana memasang billboard di seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
"Harapan dan target Bappilu (Badan Pemenang Pemilu), semua billboard sudah terpasang di kabupaten/kota paling lambat November 2013 . Itu program kerja utama di luar program kerja lain," kata Hary Tanoe yang juga menjabat Ketua Bappilu Hanura, saat peresmian pemasangan Billboard Win-HT, di Kantor DPP Hanura di Jakarta, Senin (14/10/2013).
Hary Tanoe mengatakan, idealnya seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai hak untuk mengenal Win-HT sebagai bakal capres-cawapres. Lantaran popularitas tak menjamin dipilih, maka Hary Tanoe meminta seluruh jajaran Hanura mulai mengampanyekan hal-hal substantif mengenai masalah bangsa dan solusinya.
Untuk tahap awal, Win-HT memasang billboard di Pulau Jawa, tepatnya di 84 titik di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Rinciannya, 27 titik di Jabar, 27 di Jateng, dan 30 titik di Jatim. Wilayah lain menyusul. Billboard dipilih di tempat strategis.
Dalam acara yang sama, Wiranto menganggap sosialisasi Win-HT melalui billboard sangat penting untuk memenangkan hati rakyat. Agar dapat dipilih, kata dia, kandidat harus dikenal terlebih dulu oleh semua lapisan masyarakat.
"Ada pepatah orangtua tak kenal maka tak sayang. Tidak bisa tiba-tiba sayang. Fisik mesti muncul dulu. Gambar Hanura, gambar WIN-HT harus muncul dulu. Potongannya seperti ini. Setelah itu kemampuannya, kesungguhannya kita nilai," kata Wiranto.
Wiranto berharap kader Hanura tidak curiga bahwa pemasangan billboard hanya untuk kepentingan Pilpres, namun mengabaikan sosialisasi Hanura. Menurut dia, ada korelasi antara sosialisasi pasangan Win-HT berkorelasi dengan Hanura.
Seperti diberitakan, elektabilitas Wiranto maupun Hary Tanoe masih rendah berdasarkan hasil survei berbagai lembaga. Terakhir, survei lembaga Pusat Data Bersatu, elektabilitas Wiranto hanya 4 persen, tertinggal jauh dengan Joko Widodo yang mencapai 36 persen.
Untuk dapat diusung sebagai peserta pilpres, parpol harus memenuhi syarat ambang batas presiden, yakni 20 persen perolehan kursi DPR atau 25 persen perolehan suara sah nasional. Jika tidak mencukupi, tentu harus berkoalisi. Pencapresan bisa saja berubah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.