Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konvensi Demokrat, Hilangnya Rasionalitas Para Tokoh...

Kompas.com - 16/09/2013, 06:11 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat tak ada habisnya menuai kritik. Kali ini, konvensi dianggap sebagai ajang penyaluran ambisi semata para tokoh untuk menjadi presiden. Ambisi itu pun dinilai tak memperhitungkan rasionalitas berupa kemampuan Partai Demokrat meraup suara untuk dapat mengusung calon presiden.

"Banyak tokoh yang tidak mengukur baju dan lupa pada cermin. Untuk bisa maju sebagai calon presiden, maka tidak ada jalan lain kecuali ikut konvensi. Mereka tampak kehilangan rasionalitas," ujar Wakil Bendahara Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo di Jakarta, Senin (16/9/2013).

Padahal, kata Bambang, siapa pun saat ini mafhum bahwa perolehan suara Partai Demokrat pada Pemilu 2014 diperkirakan tak memadai. Berdasarkan hasil survei, kecil peluang bagi partai ini dapat mengusung calon presiden dan calon wakil presiden.

Selama Undang-Undang 42 tahun 2008 tentang Pemilu Presiden belum diubah dan masih menjadi acuan untuk Pemilu Presiden 2014, syarat pencalonan adalah 25 persen suara sah pemilu legislatif atau 20 persen kursi di parlemen. Maka dari itu, papar Bambang, pada 2014 mendatang kemungkinan hanya akan ada tiga "jangkar" pengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

Ketiganya, sebut Bambang, adalah Partai Golkar dan koalisinya, PDI-P dengan koalisinya, dan Gerindra bersama gabungan partai-partai kecil yang tidak masuk dalam koalisi Partai Golkar ataupun PDI-P. "Kemungkinan besar hanya ada tiga pasangan capres dan cawapres," ungkap Bambang.

Bahkan, anggota Komisi III DPR itu menyatakan bahwa bukan tidak mungkin pula nantinya hanya akan ada dua "jangkar" yang mengusung dua pasangan calon. Dua "jangkar" itu, menurut dia, adalah Partai Golkar dengan koalisinya serta PDI-P dan Gerindra dengan sekutunya.

Bisa jadi pula, lanjut Bambang, dua "jangkar" itu adalah Golkar plus PDI-P, serta Gerindra plus PAN, PKB, Partai Demokrat, dan beberapa partai kecil lainnya. "Pertanyaannya kemudian adalah, di mana posisi capres pemenang konvensi? Wallahu A'lam (hanya Tuhan yang tahu)," ucap Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laporkan Persoalan PDN, Menkominfo Bakal Ratas dengan Jokowi Besok

Laporkan Persoalan PDN, Menkominfo Bakal Ratas dengan Jokowi Besok

Nasional
PDN Diretas, Puan: Pemerintah Harus Jamin Hak Rakyat atas Keamanan Data Pribadi

PDN Diretas, Puan: Pemerintah Harus Jamin Hak Rakyat atas Keamanan Data Pribadi

Nasional
TB Hasanuddin Titipkan 'Anak' Bantu BSSN Buru 'Hacker' PDN

TB Hasanuddin Titipkan "Anak" Bantu BSSN Buru "Hacker" PDN

Nasional
Prabowo Ungkap Arahan Jokowi untuk Pemerintahannya

Prabowo Ungkap Arahan Jokowi untuk Pemerintahannya

Nasional
Bantah PKS Soal Jokowi Sodorkan Namanya Diusung di Pilkada Jakarta, Kaesang: Bohong

Bantah PKS Soal Jokowi Sodorkan Namanya Diusung di Pilkada Jakarta, Kaesang: Bohong

Nasional
Diwarnai Demo Udara, KSAL Sematkan Brevet Kehormatan Penerbal ke 7 Perwira Tinggi

Diwarnai Demo Udara, KSAL Sematkan Brevet Kehormatan Penerbal ke 7 Perwira Tinggi

Nasional
Data PDN Tidak 'Di-back Up', DPR: Ini Kebodohan, Bukan Masalah Tata Kelola

Data PDN Tidak "Di-back Up", DPR: Ini Kebodohan, Bukan Masalah Tata Kelola

Nasional
Didesak Mundur dari Menkominfo Buntut Peretasan PDN, Budi Arie: Tunggu Saja

Didesak Mundur dari Menkominfo Buntut Peretasan PDN, Budi Arie: Tunggu Saja

Nasional
Dalam Rapat, DPR Tanyakan Isu Adanya Kelalaian Pegawai Telkom dalam Peretasan PDN

Dalam Rapat, DPR Tanyakan Isu Adanya Kelalaian Pegawai Telkom dalam Peretasan PDN

Nasional
Minta Literasi Bahaya Judi “Online” Digalakkan, Wapres: Jangan Sampai Kita Jadi Masyarakat Penjudi!

Minta Literasi Bahaya Judi “Online” Digalakkan, Wapres: Jangan Sampai Kita Jadi Masyarakat Penjudi!

Nasional
Menkominfo Berkelit Banyak Negara Diserang Ransomware, Dave: Penanganannya Hitungan Jam

Menkominfo Berkelit Banyak Negara Diserang Ransomware, Dave: Penanganannya Hitungan Jam

Nasional
Mandiri Jogja Marathon 2024 Kembali Digelar, Bangkitkan Semangat Keberlanjutan dan Ekowisata

Mandiri Jogja Marathon 2024 Kembali Digelar, Bangkitkan Semangat Keberlanjutan dan Ekowisata

Nasional
Alasan Safenet Galang Petisi Tuntut Budi Arie Mundur dari Menkominfo...

Alasan Safenet Galang Petisi Tuntut Budi Arie Mundur dari Menkominfo...

Nasional
PDNS Diretas, Jokowi Diingatkan Tak Jadikan Jabatan Menkominfo 'Giveaway'

PDNS Diretas, Jokowi Diingatkan Tak Jadikan Jabatan Menkominfo "Giveaway"

Nasional
Singgung Bantuan FBI, DPR Sebut Ada Harapan Data PDN Bisa Pulih

Singgung Bantuan FBI, DPR Sebut Ada Harapan Data PDN Bisa Pulih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com