JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa Aceh dan Papua adalah bagian yang tidak terpisahkan dari NKRI. Hal itu merupakan harga mati. Untuk itu, Presiden berharap sikap itu dipahami semua pihak.
"Hendaknya kita semua, baik di dalam maupun di luar negeri menghindari segala bentuk propaganda dan provokasi yang dapat menganggu kedaulatan dan keutuhan wilayah Republik Indonesia," kata Presiden pada acara Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam rangka HUT ke-68 Proklamasi di depan Sidang Bersama DPR dan DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (16/8/2013).
Presiden mengatakan, Indonesia selalu menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara lain. Oleh karena itu, Presiden berharap prinsip yang sama juga diterapkan secara resiprokal.
"Melalui penegasan ini saya berharap, agar semua pihak bekerja secara aktif untuk mencegah aktivitas politik yang dapat mengakibatkan terganggunya hubungan Indonesia dengan negara-negara sahabat. Jangan lukai bangsa Indonesia, karena kami juga tidak ingin melukai bangsa lain," kata Presiden.
Presiden mengatakan, pemerintah terus mengutamakan kesejahteraan dan percepatan pembangunan di Papua. Anggaran otonomi khusus, kata Presiden, terus ditingkatkan untuk pembangunan infrastruktur yang tengah berlangusung intensif.
Pemerintah juga sedang merancang formula otonomi khusus yang mampu memberikan nilai tambah dan terobosan baru bagi terwujudnya kemajuan dan kemuliaan Papua, kata Presiden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.