Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye, Parpol Jangan Libatkan Anak-anak!

Kompas.com - 24/07/2013, 16:40 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Masih banyak pihak yang keberatan bila anak-anak di bawah umur diikutsertakan dalam kampanye pemilu. Pelibatan anak-anak dalam kampanye dinilai hanya untuk ajang pamer partai yang ingin menunjukkan bahwa pendukungnya banyak.

“Saya kira begitu, (pelibatan anak-anak) untuk show of force (pengerahan massa),” ujar Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi Titi Anggraini saat dihubungi, Rabu (24/7/2013).

Ia menyesalkan adanya praktik pelibatan anak-anak pada kampanye politik yang sifatnya pengerahan massa. “Saya kira tidak bijaksana. Hanya karena kepentingan itu anak-anak dipaksa dilibatkan,” tegas Titi.

Dia menilai, anak-anak seharusnya dibebaskan dari kepentingan politik praktis. Pendidikan politik, yang dijadikan alasan oleh DPR dalam melibatkan anak-anak dalam kampanye, tidak diberikan melalui kampanye partai politik (parpol). “Mereka (anak-anak) boleh diberi pendidikan politik hanya pada batas untuk memperkenalkan soal politik, pendidikan kewarganegaraan, dan juga demokrasi,” ujarnya.

Dia meminta para orangtua bijaksana memperkenalkan politik dengan tidak langsung menerjunkan anak-anak ke arena partisan. “Tujuan pelarangan pelibatan anak-anak dalam kampanye didasari kepentingan perlindungan terhadap anak karena membahayakan dan juga berisiko,” tutur Titi.

Dia menegaskan, pengerahan kader semestinya tidak lagi terpaku pada sekadar unjuk kuantitas massa. Menurutnya, pengerahan kader juga bisa dilakukan melalui model-model dialog dan kampanye tatap muka. “Itulah kalau kampanye kita lebih dikedepankan pada kampanye pengerahan massa padahal banyak metode lain yang bisa dilakukan. Ketimbang kampanye pengerahan massa atau berbasis massa partai kan juga bisa menjangkau pemilih secara lebih dialogis,” ujarnya.

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) berencana mengakomodasi pelibatan anak-anak di bawah 18 tahun dengan boleh ikut dalam kampanye Pemilu 2014. Saat ini, KPU tengah merumuskan bentuk keterlibatan anak-anak dalam kampanye dan sejumlah ketentuan yang mengaturnya.

Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay menuturkan, KPU mulanya mencantumkan pelarangan pelibatan anak-anak dalam kampanye. Pelibatan anak-anak, katanya, dapat dikategorikan sebagai tindak pidana pemilu. Namun, mayoritas anggota DPR yang hadir pada rapat konsultasi itu tidak setuju soal pelarangan, dan KPU mulai memikirkan masukan itu.

"Jadi, anak-anak bisa dilibatkan sepanjang ada penanggung jawab, petugas pelaksana kampanye harus memastikan keselamatan anak yang bersangkutan," kata Hadar seusai konsultasi Peraturan KPU tentang Kampanye dengan DPR, Rabu (17/7/2013), di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com