Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manuver Mahfud MD Menuju Kursi Presiden

Kompas.com - 20/07/2013, 09:21 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Nama Mahfud MD terus menghiasi berbagai hasil jajak pendapat  tentang calon presiden yang dilakukan sejumlah lembaga survei. Hasilnya cukup menjanjikan.  Namanya mampu bersaing dengan tokoh lain, seperti Prabowo Subianto, Wiranto, Megawati Soekarnoputri, bahkan Joko Widodo atau Jokowi.

Menyadari itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu yakin untuk maju sebagai calon presiden (capres). Ia ingin melayani dan memperbaiki administrasi pemerintahan yang saat ini ia anggap masih jeblok. Baginya, tokoh-tokoh yang saat ini telah mendeklarasikan diri atau digadang-gadang menjadi capres lambat laun jumlahnya akan menyusut.

Setelah hasil pemilihan legislatif diketahui, Mahfud memprediksi akan ada tokoh yang "gagal nyapres" lantaran partai pengusungnya tak memenuhi presidential threshold. "Kalau tereleminasi kan suara bakal pindah. Pelan-pelan bakal ada (calon) yang tereleminasi. Saya tidak punya modal untuk jor-joran, tapi saya yakin Tuhan akan bertindak pada waktunya. Saya yakin itu," kata Mahfud, dalam acara soft launching MMD Initiative, di Jakarta, Jumat (19/7/2013) malam.

Rencana menjadi capres terus diseriusi Mahfud. Dia mengaku telah membuka komunikasi dengan seluruh partai politik peserta Pemilu 2014 dan dengan ormas Islam serta sejumlah pimpinan dan santri di pesantren yang akan menjadi basis pemilihnya. Selain dekat dengan pimpinan pesantren, Mahfud juga cukup dikenal di kalangan santri. Ia mengaku tak khawatir dengan tokoh lain yang mencoba membangun kedekatan dengan simpul-simpul pesantren karena dirinya yakin bila soal politik pemimpin dan masyarakat akar rumput bisa memiliki pandangan yang berbeda.

Dari semua rencana yang dibangunnya terkait persiapan menghadapi pemilihan presiden, Mahfud masih belum memutuskan partai mana yang akan dijadikan kendaraan politiknya. Namun, putra Madura itu sempat menyiratkan kedekatannya dengan PKB dan ketertarikannya dengan bursa konvensi capres yang dibuka Partai Demokrat.

Bagi Mahfud, PKB adalah alat politik resmi Nahdlatul Ulama (NU) dan terminal politiknya. Mahfud sempat menjadi kader PKB sebelum akhirnya keluar karena harus menjalankan tugas negara sebagai Ketua MK.

Soal konvensi Demokrat, Mahfud menilai hal itu sangat baik karena akan memberi peluang  tokoh potensial yang non-partai untuk bisa maju sebagai capres.

Namun, Mahfud belum memutuskan akan berlabuh sebagai capres dari partai mana karena masih menghitung semuanya secara detail. Yang jelas, kata Mahfud, bila dirinya terpilih menjadi presiden Indonesia selanjutnya, sasaran utama yang akan ia perjuangkan adalah menegakkan hukum. Ia berambisi agar Indonesia kelak menggunakan supremasi hukum sebagai panglima baru. Alasannya, di zaman Bung Karno, panglimanya adalah politik dan jatuh. Setelah itu masuk era Orde Baru yang menjadikan ekonomi sebagai panglimanya, dan tetap saja jatuh. "Nah sekarang kami tawarkan panglima hukum, semuanya kita kawal dengan hukum. Karena setelah saya renungkan, semua program sudah kita miliki, tapi hukumnya ini yang ditegakkan lemah," ujarnya.

Mahfud mengaku tak ingin sesumbar. Dia memiliki rencana mantap menjadi capres karena calon yang ada dan mengemuka saat ini masih biasa saja. Semua dianggapnya punya platform seragam, tetapi tidak diimbangi dengan track record yang memadai.

Mahfud sempat menyampaikan bahwa dirinya akan mendukung capres lain yang dianggapnya potensial, mampu membawa perubahan, dan memiliki track record yang menjanjikan. Sebab, niatnya maju sebagai capres hanya untuk menjadi alternatif dari alternatif calon yang sudah ada. "Saya janji tak akan money politics, inilah saya, "telanjang" saja. Rakyat punya pilihannya sendiri, tapi Tuhan yang akan menentukan. Apa yang terjadi di 2014 sudah ada jawabannya di atas (Tuhan), kita tinggal konsolidasi ke sana," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com