"Hasil survei jelek bukanlah kiamat untuk PPP. Kami punya puluhan pengalaman disurvei jeblok sejak Pemilu 1999, namun selalu happy ending," ujar Romy, sapaan akrab Romahurmuzy dalam pernyataan tertulis, Jumat (28/6/2013).
Romy menuding survei kerap dijadikan alat pembentukan opini dengan cara menyiasati metode sampling dan kualifikasi responden. "Kami tentu tidak meragukan otentisitas LIPI, namun kesempatan ini kami gunakan untuk flashback kemelesetan kolektif sejumlah lembaga survei terkemuka pada beberapa pilkada terakhir,” ucap Romy.
Ketua Komisi IV DPR ini menambahkan, survei yang dilakukan dalam kurun waktu 10 bulan sebelum pemilu hanya memotret kinerja media atau PR sebuah parpol saja. Padahal, selain itu, pemilu juga merupakan kinerja caleg dan mesin partai.
"Pada kedua aspek ini, kami yakin PPP unggul karena sudah kami buktikan berkali-kali," imbuh Romy.
LIPI merilis hasil survei nasional mengenai partisipasi politik dan perilaku memilih pra-Pemilu 2014. Survei yang dilakukan pada 10-31 Mei 2013 itu menjelaskan, PDI-P dan Partai Golkar berada pada peringat teratas. PDI-P memperoleh 14,9 persen, kemudian Golkar 14,5 persen. Sementara Partai Demokrat berada di angka 11,1 persen.
Di peringkat berikutnya, diduduki Partai Gerindra 7,4 persen; PKB 5,6 persen; dan PPP 2,9 persen. Sementara PKS diperkirakan akan meraih 2,6 persen suara; disusul PAN 2,5 persen; Partai Nasdem 2,2 persen; Partai Hanura 1,9 persen; PBB 0,6 persen; dan PKPI 0,3 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.