Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei SMRC: PKS dan Demokrat Terjun Bebas

Kompas.com - 03/02/2013, 17:01 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebelum dugaan penerimaan suap menghantam, perolehan suara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diperkirakan bakal terjun bebas pada Pemilu 2014. Setidaknya survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mewakili perkiraan tersebut.

Partai Demokrat yang dirundung dugaan kasus korupsi sepanjang 2012 juga diperkirakan bernasib sama suramnya dengan PKS. Partai Golkar dan PDI Perjuangan yang tampaknya bakal mendulang "keuntungan" dari gonjang-ganjing dunia politik dan hukum.

"Partai Golkar menempati posisi tertinggi, dengan perolehan 21,3 persen," kata Direktur Riset SMRC, Djayadi Hanan, di Jakarta, Minggu (3/2/2013). PDI Perjuangan menempati peringkat kedua survei dengan 18,2 persen suara responden.

Partai Demokrat yang merajai Pemilu 2009 dalam survei ini tergambar mengalami jatuh bebas. Suara responden hanya 8,3 persen. Hasil survei dipaparkan dengan tajuk "Kinerja Pemerintah dan Partai, Tren Anomali 2012-2013".

Survei SMRC melibatkan 1.220 responden di seluruh Indonesia. Hasil survei menggunakan rentang kesalahan plus-minus 3 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Pertanyaan yang diajukan kepada responden adalah "partai apa yang akan dipilih jika pemilu dilaksanakan sekarang?".

Survei SMRC memetakan partai yang cenderung mengalami kenaikan signifikan selama tiga tahun terakhir, yakni Partai Golkar, PDI Perjuangan, Partai Gerindra, dan Partai Nasdem. Suara untuk Partai Gerindra dalam survei bahkan terus naik sampai di kisaran 7,2 persen.

Menyusul kemudian Partai Nasdem dengan 5,2 persen. Di antara Partai Gerindra dan Nasdem terdapat Partai Kebangkitan Bangsa dengan 5,6 persen.

"Partai yang cenderung mengalami penurunan tajam selama setahun terakhir adalah Partai Demokrat dan PKS," ujar Hanan. PKS terpuruk ke posisi delapan dalam survei dengan 2,7 persen suara.

Dukungan suara responden untuk PKS bahkan di bawah dukungan untuk Partai Persatuan Pembangunan yang mendulang 4,1 persen. Namun, suara PKS masih melampaui Partai Amanat Nasional (PAN) yang mendulang 1,5 persen suara dan Partai Hanura yang mendapatkan 1,4 persen suara.

Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok, masih optimistis partainya dapat mendulang hasil maksimal pada Pemilu 2014. Rujukannya adalah data survei pada 2004 dan 2009. Saat itu, hasil survei Partai Demokrat juga terus jatuh, tetapi faktanya dapat memenangi pemilu.

"Demokrat itu lahir karena sejarah," kata Mubarok. Pada Pemilu 2004, ujar dia, target perolehan suara partainya adalah 2,5 persen, tetapi bisa mendapatkan 7,5 persen.

Lalu, pada 2009, dengan target 15 persen suara, Partai Demokrat malah mengantongi 20 persen suara di pemilu. "Yang pesimistis terhadap Demokrat itu hanya pengamat dan (partai) pendatang baru," ujar Mubarok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

    Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

    Nasional
    KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

    KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

    Nasional
    Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

    Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

    Nasional
    Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

    Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

    Nasional
    Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

    Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

    Nasional
    Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

    Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

    Nasional
    Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

    Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

    Nasional
    Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

    Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

    Nasional
    Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

    Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

    Nasional
    Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

    Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

    Nasional
    Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

    Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

    Nasional
    Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

    Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

    Nasional
    PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

    PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

    Nasional
    KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

    KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

    Nasional
    Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

    Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com