Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Daming Bikin Calon Hakim Agung Hati-hati

Kompas.com - 22/01/2013, 19:02 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa yang menimpa calon hakim agung Muhammad Daming Sunusi menjadi pelajaran bagi calon hakim agung lainnya. Daming diusulkan untuk diberhentikan oleh Komisi Yudisial (KY) setelah penyataannya terkait kasus pemerkosaan dalam uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR, pekan lalu. Pernyataan Daming yang menyatakan pelaku dan korban perkosaan sama-sama menikmati, memang memicu kontroversi. Para hakim yang menjalani tes calon hakim agung pun menjadi berhati-hati. Salah satunya adalah Hamdi, hakim Pengadilan Tinggi Yogyakarta. Hamdi merupakan salah satu calon yang diuji Komisi III DPR pada hari Selasa (22/1/2013). Anggota Komisi III dari Fraksi PKS, Indra bahkan sempat menuding Hamdi terlalu berhati-hati.

"Tampaknya Anda sangat berhati-hati sekali dalam menjawab tes uji kali ini. Saya anggap ini sebagai sikap positif karena hakim tidak boleh gegabah," ujar Indra.

Pernyataan Indra ini langsung disambut dengan penjelasan Hamdi. Dengan sedikit malu, Hamdi meminta agar anggota Dewan mengerti posisinya sebagai hakim yang kerap diawasi Komisi Yudisial (KY). Saat ditanyakan oleh Anggota Komisi III lain dari Fraksi Golkar, Bambang Soesatyo, Hamdi kembali hati-hati.

"Saya mau tanya soal vonis Angie. Kalau Anda menangani perkara itu, apakah akan meringankan atau menambah hukumannya mengingat vonis Angie dinilai terlalu ringan?," tanya Bambang.

"Saya takut Pak, takut dipanggil Komisi Yudisial. Saya tidak boleh komentar mengenai kasus yang sudah terjadi, apalagi dalam kasus ini," ujar Hamdi.

Pernyataan Hamdi yang berkali-kali mengaku takut diperiksa KY ini pun mengundang tawa beberapa anggota Komisi III. "Ha-ha-ha pasti takut kayak Daming," seloroh salah seorang anggota Dewan.

Sekitar satu jam uji kelayakan dan kepatutan mencapai penghujung. Pimpinan rapat yakni Aziz Syamsuddin pun mempersilakan Hamdi untuk menyampaikan kalimat penutupnya. Lagi-lagi, Hamdi mengulang kehati-hatiannya.

"Saya kira cukup, saya sangat berhati-hati di forum terhormat. Saya tidak bisa bayangkan dalam hidup saya bisa duduk di sini. Ketika dibentuk KY, itu 180 derajat saya tidak pernah bermimpi bisa sampai di sini. Terima kasih," tutur Hamdi.

Tarik napas

Lain lagi dengan calon hakim agung Yakup Ginting. Yakup merupakan hakim Pengadilan Tinggi Makassar. Sebelum masuk ke ruang rapat Komisi III, Yakup tampak merapikan jasnya di bangku luar ruangan. Ia pun berkali-kali menghela napas panjang untuk menghilangkan rasa gugupnya. Begitu memasuki ruangan, Yakup memang terlihat cukup lantang menjawab sejumlah pertanyaan anggota Komisi III. Usai mengikuti uji kepatutan dan kelayakan, Yakup langsung didatangi wartawan. Seketika, Yakup kembali tegang padahal hanya ditanya soal posisi terakhirnya sebagai hakim.

"Saya hakim pengadilan tinggi Yogya," ujar Yakup terburu-buru masuk ke dalam ruang tunggu.

Ditunggu beberapa lama, Yakup sama sekali tidak ke luar dari ruangan itu. Berkali-kali ia terus menyeruput cangkir teh di depannya. Tampaknya, para calon hakim agung tak mau berbuat kesalahan lagi setelah kasus Daming.

Hingga kini, Komisi III sudah melakukan uji kelayakan dan kepatutan terhadap 22 calon hakim agung. Besok, Rabu (23/1/2013), seleksi akan kembali dilanjutkan untuk dua calon hakim agung yang tersisa. Selanjutnya, Komisi III akan memilih delapan hakim agung baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

    Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

    Nasional
    Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

    Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

    Nasional
    Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

    Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

    Nasional
    Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

    Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

    Nasional
    Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

    Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

    Nasional
    Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

    Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

    Nasional
    KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

    KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

    Nasional
    Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

    Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

    Nasional
    Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

    Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

    Nasional
    Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

    Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

    Nasional
    Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

    Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

    Nasional
    Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

    Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

    Nasional
    Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

    Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

    Nasional
    Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

    Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

    Nasional
    Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

    Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com