Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertanda dari Digulungnya Celana Presiden

Kompas.com - 18/01/2013, 19:11 WIB
Tomy Trinugroho A.

Penulis

KOMPAS.com - Banyak bukti untuk menunjukkan makin parahnya banjir Jakarta. Salah satunya adalah melihat peristiwa yang terjadi di Istana Kepresidenan Jakarta, 10 tahun terakhir.

Kamis (17/1/2013) pukul 10.30, Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kirchner dijadwalkan tiba di Istana Merdeka. Namun, jadwal dimundurkan karena sampai pukul 11.00 Istana masih tergenang. Ketinggian genangan di depan Istana Merdeka dan Jalan Merdeka Barat mencapai 40 sentimeter. Jalan ini sedianya dilewati iring-iringan sedan Presiden Argentina menuju Istana. Dengan genangan setinggi itu, tak satu jenis sedan pun berani melintasinya, apalagi membawa tamu negara.

Akibat hujan deras yang Rabu malam mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya, drainase di luar dan di dalam Istana meluap dan berarak masuk Istana, Kamis pagi. Selain di Jalan Merdeka Utara dan Jalan Merdeka Barat, genangan air berwarna coklat masuk ke halaman rumput di dalam Istana, tempat patung-patung telanjang dari perunggu diletakkan. Genangannya mencapai 40 sentimeter. Halaman ini memisahkan Masjid Istana, Wisma Negara, Istana Merdeka, dan Istana Negara.

Sekitar satu jam sebelum jadwal menerima Presiden Argentina, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan celana digulung selutut turun ke genangan di halaman Istana. Dengan celana digulung juga, sejumlah pejabat, seperti Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, menemani. Marty ada di Istana sejak pagi untuk persiapan menyambut kunjungan kenegaraan ini.

Karena genangan yang merendam halaman Istana ini, kedatangan Presiden Argentina diundur. Saat genangan di jalan yang dilintasi menuju Istana Merdeka surut, sekitar pukul 11.30, Presiden Argentina diterima di Istana Merdeka.

Kemarin, Jakarta praktis lumpuh. Sungai-sungai meluap karena curah hujan yang tinggi di sekitar Jakarta ataupun di wilayah hulu sungai. Jalan utama, seperti Jalan MH Thamrin, tergenang. Istana terkepung banjir. Untuk masalah Istana terkepung banjir, memang bukan kemarin saja.

Genangan sebelumnya

Awal Februari 2002, hujan deras mengguyur Jakarta berhari-hari. Permukiman di sekitar sungai di Jakarta terendam berhari-hari hingga 2 meter. Mungkin karena lelah rumah mereka kebanjiran berhari-hari, puluhan warga Kampung Melayu mendatangi Pintu Air Manggarai. Kepada petugas yang menjaga, mereka memaksa pintu aliran air yang mengarah ke Ciliwung Kota dibuka.

”Genangan air di tempat kami tetap tidak mau turun. Harus adil dong, pintu yang ke sini (Kali Ciliwung Kota) yang mengalir ke Kramat, Istiqlal, hingga ke Kota juga harus dibuka. Makanya, pintu air ke Istana Negara itu harus dibuka. Bukan ditutup saja dan malah dijaga aparat,” ucap Heri, warga Jalan Tanah Rendah, RT 002 RW 008, Kampung Melayu, saat itu.

Setelah dibuka, halaman Istana tergenang hingga 25 sentimeter. Air juga menggenangi Dukuh Atas, Pasar Baru, Glodok, Kota, Jalan MH Thamrin, Budi Kemuliaan, Sudirman, Kebon Sirih, Medan Merdeka, Jatibaru, Sabang, dan Menteng.

Awal Februari 2008, Jalan MH Thamrin juga tergenang. Karena genangan ini, Presiden Yudhoyono yang akan ke Istana turun dari sedan pindah ke kendaraan yang lebih tinggi. Sedan yang ditinggalkan mogok dan diderek menuju Istana. Saat itu, genangan tidak masuk Istana. Namun, ini bukan pertanda penanganan banjir Jakarta membaik. Digulungnya celana Presiden kemarin adalah buktinya.

Mau sampai kapan banjir Jakarta dibiarkan makin parah? Kesadaran sudah ada dan selalu diperbarui setiap banjir tiba. Tidak mungkin kita hanya sadar saja. 

Selengkapnya, ikuti perkembangan banjir di Jakarta di topik pilihan:
BANJIR RENDAM JAKARTA

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

    Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

    Nasional
    Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

    Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

    Nasional
    Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

    Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

    Nasional
    Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

    Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

    Nasional
    Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

    Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

    Nasional
    Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

    Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

    Nasional
    Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

    Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

    Nasional
    Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

    Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

    Nasional
    Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

    Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

    Nasional
    Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

    Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

    Nasional
    Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

    Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

    Nasional
    Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

    Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com