Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Negosiasi Ulang Bus Jemaah

Kompas.com - 18/10/2012, 05:43 WIB

JEDDAH, KOMPAS.com — Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama RI Anggito Abimanyu menyatakan akan menegosiasi ulang layanan transportasi agar jemaah mendapat bus yang lebih layak.

Anggito, seusai meninjau pelayanan bagi jemaah haji Indonesia di Bandara King Abdul Azis Jeddah, Kamis (18/10/2012), mengatakan keinginannya agar semua jemaah mendapat bus yang mampu menampung koper jamaah lebih luas.

"Saya mau busnya yang menampung koper jemaah di bawah badan bus bukan di atas atap," kata Anggito sambil menunjukkan foto bus yang dimaksud dalam ponselnya.

Anggito mengamati pelayanan bagi jemaah sejak kedatangannya di King Abdul Azis Kamis dini hari dan ketika menjemput Menteri Agama RI Suryadharma Ali Kamis malam waktu setempat.

Dia juga menyesalkan terbakarnya bus yang mengangkut jemaah dari Madinah ke Mekkah yang seharusnya tidak terjadi karena Muasasah (otoritas pelayanan haji Saudi) dan Naqaba (konsorsium perusahaan bus Saudi) sudah berjanji memberikan pelayanan terbaik.

Pemerintah Indonesia sudah mengirim surat protes ke Kementerian Urusan Haji Saudi ke Muasasah wilayah Asia Tenggara dan Naqaba atas bus yang terbakar bersama koper jemaah tersebut.

Anggito menginginkan pengalihan layanan bus tersebut dari Naqaba ke perusahaan bus Saptco pada musim haji ini juga. "Sedang dihitung konsekuensi pembiayaannya dan jika disetujui, jemaah haji Indonesia musim haji ini juga mendapat bus yang lebih baik," kata Anggito.

Pelayanan melalui konsorsium perusahaan bus yang tergabung dalam Naqaba memang memiliki kualitas bus yang berbeda-beda.

Sejumlah perusahaan memiliki bus berkualitas pariwisata dengan penyimpanan koper di bagian bawah badan bus, tetapi tidak sedikit yang mengoperasikan bus model lama dengan penyimpanan koper di atas atap bus.

Petugas pelayanan Indonesia di Bandara King Abdul Azis Jeddah acap kali tidak mempunyai pilihan, terutama di gelombang kedua kedatangan jemaah saat ini. Agar tidak terjadi penumpukan dan jemaah tidak menunggu lama, bus kualitas apa pun terpaksa digunakan.

Naqaba mengoperasikan bus secara bergilir. Jika jemaah Indonesia mendapat giliran bus yang baik, maka kopernya berada di badan bawah bus dengan kenyamanan lebih baik. Jika tidak, kopernya ditaruh di atas atap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

    Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

    Nasional
    297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

    297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

    Nasional
    Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

    Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

    Nasional
    Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

    Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

    Nasional
    Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

    Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

    Nasional
    Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

    Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

    Nasional
    KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

    KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

    Nasional
    Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

    Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

    Nasional
    Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

    Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

    Nasional
    Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

    Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

    Nasional
    Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

    Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

    Nasional
    Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

    Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

    Nasional
    PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

    PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

    Nasional
    Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

    Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

    Nasional
    Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

    Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com