Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar di Indonesia Bagus dan Hukumnya Bisa Diakali

Kompas.com - 27/05/2012, 06:05 WIB

KOMPAS.com - Mendapati anak mereka beranjak remaja, hampir semua orangtua khawatir. Pergaulan dan kontrol yang makin longgar membuat orangtua waswas. Terlebih melihat bagaimana narkotika dan obat berbahaya yang merebak kasusnya dalam pergaulan remaja.

Narkotika dapat membius siapa saja yang mencobanya, tidak mengenal status sosial mereka. Orang miskin tak berpunya atau orang kaya raya yang berlimpah hartanya. Dari sumpeknya kolong jembatan sampai kamar hotel berbintang lima, orang bisa menggunakan narkotika dan obat berbahaya (narkoba). Siapa yang terbius, amat jarang bisa melepaskan ketergantungan begitu saja. Kehidupannya dan juga keluarganya umumnya hancur berantakan.

Karena itu, hukuman terhadap penjahat narkotika, apalagi pengedar dan bandar, seharusnya keras diterapkan. Toleransi nol. Moratorium remisi terhadap narapidana narkotika diberlakukan.

Di tengah ancaman narkotika kepada generasi muda, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan grasi kepada narapidana narkotika. Grasi itu dinilai bertentangan dengan kebijakan Kementerian Hukum dan HAM (Kemkumham) yang selama ini menggembar-gemborkan kebijakan moratorium atau pengetatan pemberian remisi terhadap narapidana korupsi, narkotika, dan terorisme.

Grasi untuk Schapelle Corby (34), warga negara Australia, menjadi tanda, petinggi atau pejabat negara bersikap permisif terhadap kejahatan narkotika. Kesadaran dan pemahaman bahwa narkotika dapat merusak generasi bangsa dan kualitas sumber daya manusia Indonesia kurang dimiliki.

Jelaskan motif

Anggota Komisi III DPR, Bambang Soesatyo, menilai, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono plin-plan. Di satu sisi, kebijakan Kemkumham memperketat remisi terhadap narapidana korupsi, narkotika, dan terorisme. Di sisi lain, Presiden memberikan grasi kepada narapidana narkotika.

”Apakah Kemkumham hanya menjalankan kebijakan pencitraan,” kata Bambang.

Karena kebijakan yang dinilainya plin-plan itu, rakyat perlu tahu motif pemberian grasi tersebut meski grasi merupakan hak presiden. ”Jangan sampai timbul kesan, pemerintah ditekan negara asing atau sindikat narkotika internasional,” ujarnya.

Terhadap kejahatan narkotika, apalagi terhadap pengedar atau bandar, penerapan hukum dan sanksi hukum seharusnya keras dan tidak ada toleransi.

Menurut Direktur Penindakan dan Pengejaran Badan Narkotika Nasional (BNN) Benny Mamoto, bahaya narkotika adalah menyerang otak generasi bangsa sehingga merusak generasi mendatang.

”Karena otak yang diserang, otak generasi bangsa yang adalah anak dan cucu kita akan melemah. Kualitas sumber daya manusia generasi bangsa juga akan memburuk karena pengaruhnya,” kata Benny.

Pembiusan terhadap otak anak-anak bangsa itu terus terjadi. Peredaran dan penggunaan narkotika terjadi setiap hari dan merata di semua daerah. Tidak hanya remaja, anak-anak pun mulai didapati kasusnya. Yogyakarta dikenal sebagai ”Kota Pelajar”. Bahkan, Yogyakarta pernah menjadi kota dengan kasus peredaran narkotika tertinggi setelah Jakarta.

Salah satu alasan meluasnya peredaran narkotika adalah permintaannya yang sangat besar di Indonesia yang jumlah penduduknya sekitar 240 juta jiwa. Potensi pasar yang besar itu menjadi target sindikat narkotika internasional.

Berbagai cara dilakukan sindikat lintas negara untuk memasukkan narkotika ke Indonesia. Misalnya, menyelundupkan sabu melalui alih muat kapal (transhipment) di perairan di daerah terpencil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com