Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Tunggu Pengusutan Polri di Sape

Kompas.com - 27/12/2011, 13:17 WIB
Hindra Liu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menginstruksikan Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo untuk melakukan pengusutan tuntas terkait insiden penembakan di Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (24/12/2011). Saat ini, Presiden tengah menunggu hasil pengusutan yang dilakukan kepolisian.

"Jika benar ada tindakan yang dilakukan di luar SOP (standard operating procedure), maka ini harus ditindak tegas," kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (27/12/2011).

Julian juga mengatakan, Presiden meminta kepolisian menindak oknum yang terbukti melakukan tindakan provokasi sehingga terjadi bentrok antara warga dan aparat keamanan.

Ketika ditanya desakan publik agar Presiden mengevaluasi internal Polri, Julian mengatakan, Presiden tengah menunggu hasil investigasi internal polisi.

Sebelumnya, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menilai, insiden penembakan di Sape, menjadi ujian berat bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Koordinator Kontras Haris Azhar mengatakan, selaku pemimpin negara, Presiden harus bertanggung jawab dan segera menyelesaikan persoalan tersebut. "Ini ujian buat Presiden, karena peristiwa ini adalah pengulangan atas potret ketidakberesan pemerintah menata tanah untuk rakyat," kata Haris kepada Kompas.com di Jakarta, Senin (26/12/2011).

Haris mengungkapkan, rakyat saat ini seharusnya mendapatkan bimbingan dan perlindungan dari negara. Pemerintah, menurut Haris, terkesan hanya pro terhadap kepentingan ekonomi penguasa-penguasa besar yang tidak berpihak kepada rakyat. "Sangat patut dicurigai bahwa birokrat-birokrat menikmati hasil melalui upeti dan suap dari penerbitan izin. Dan konsekuensinya, rakyat menderita dan tidak memiliki akses terhadap tanah, tanah yang menjadi sumber bertahan hidupnya," katanya.

Apalagi, tambah Haris, berbagai upaya rakyat dalam menyampaikan aspirasinya, saat ini selalu dikalahkan oleh sikap tak acuh lembaga-lembaga koreksi seperti pengadilan. Bahkan, ketika rakyat marah atau menyampaikan aspirasinya selalu dikriminalkan. "Bahkan kerap ditembaki. Dan dugaan saya dalam waktu dekat rakyat-rakyat di daerah yang akses tanahnya dihambat akan bergerak. Kalau Tunisia bergerak di kota, di Indonesia pergerakan menentang pemerintah akan datang dari kepungan para petani. Ini ujian bagi Presiden," kata Haris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

    PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

    Nasional
    PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

    PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

    Nasional
    KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

    KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

    Nasional
    MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

    MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

    Nasional
    Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

    Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

    Nasional
    TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

    TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

    Nasional
    Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

    Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

    Nasional
    PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

    PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

    Nasional
    Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

    Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

    Nasional
    Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

    Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

    Nasional
    Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

    Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

    Nasional
    PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

    PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

    Nasional
    Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

    Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

    Nasional
    KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

    KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

    Nasional
    Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

    Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com