KOMPAS.com — Rabu (12/1/2011) sekitar pukul 22.30, Hotma Sitompul, kuasa hukum mantan pegawai pajak Gayus HP Tambunan dalam dugaan kasus pemalsuan identitas paspor, keluar dari Gedung Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Pemeriksaan dugaan kasus pemalsuan identitas paspor itu memang dilakukan penyidik siang dan malam. Penyidik terus bekerja meminta keterangan dan menyelesaikan berkas pemeriksaan Gayus, termasuk mengejar tersangka baru. ”Lihat saja, sudah jam berapa ini. Ini pun belum selesai,” kata Hotma.
Selama ini kasus Gayus memang sudah merepotkan banyak pihak. Hakim di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan selama ini pun menangani banyak perkara terkait dengan kasus Gayus Tambunan.
Keberanian Gayus berangkat ke luar negeri menggunakan paspor asli dengan identitas palsu kini melahirkan masalah baru yang tak kalah rumit, yaitu dugaan praktik mafia keimigrasian.
Penyidik masih terus mendalami munculnya paspor atas nama Sony Laksono dengan foto Gayus yang berambut palsu dan berkacamata. Praktik seperti itu menunjukkan ketidakberesan sistem administrasi paspor.
Tentu tidak hanya Gayus yang merepotkan. Banyak hal yang membuat penanganan kasus Gayus terkesan semakin membingungkan dan ruwet.
Mengapa? Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Mafia Hukum selama ini juga dinilai tidak jelas dan fokus menangani dugaan kasus mafia pajak, termasuk penanganan dugaan pemalsuan identitas paspor Gayus.
Twitter dan BBM
Saat memberikan keterangan kepada wartawan, Rabu malam, Hotma Sitompul justru mempertanyakan motif Sekretaris Satgas Pemberantasan Mafia Hukum Denny Indrayana yang menyebarkan foto paspor Gayus di Twitter.
Selain itu, kata Hotma, Denny juga menghubungi Milana Anggraeni, istri Gayus, lewat BlackBerry messenger (BBM). Salah satunya berbunyi, Sampai kapan mbak akan bertahan. Ayo kita jujur saja, sudah mulai muncul Rani (Milana, istri Gayus), harusnya jadi tersangka juga.