Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Politik, Barang yang Dibeli Tak Bisa Dijual Kembali

Kompas.com - 24/02/2009, 12:43 WIB

JAKARTA, SELASA — Pemilu 2009 tinggal menghitung hari. Iklan politik dan manuver-manuver politik mulai mewarnai dinamika partai politik. Menurut pengajar marketing Universitas Indonesia, Dr. Firmanzah, apa yang dilakukan partai saat ini adalah bagian dari strategi marketing politik yang dijalankan. Marketing, pada dasarnya merupakan pemasaran produk. Apa beda memasarkan produk komersial dan produk politik?

Firmanzah menjelaskan, ada perbedaan antara produk komersial dan produk politik. "Produk komersial itu, kalau kita tidak puas, bisa dijual kembali. Produk politik, tidak bisa dikembalikan kalau pilihannya tidak sesuai. Misalnya, ketika Pemilu 2004 memilih Mega, tapi pemenangnya SBY. Kita tidak bisa menarik lagi suara yang sudah diberikan," ujar Firmanzah.

Hal itu dijelaskannya pada bedah buku karyanya, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, di Gedung DPD, Selasa (24/2).

Ia melihat, secara konsep antara komersial dan politik ada kesamaan. Banyak pola-pola marketing komersial yang dimasukkan ke domain politik. Dalam me-marketing-kan parpol atau politisi, konsep menjadi hal penting yang tak bisa diabaikan.

"Makanya, partai-partai dalam menggodok isu yang akan dijual pasti akan mengadakan riset dulu. Kira-kira aspirasi apa yang akan dijual untuk menarik perhatian publik. Kita lihat, banyak partai hire konsultan politik untuk menentukan tema kampanye," ujarnya.

Namun, menurut Firman, fenomena marketing politik di Indonesia masih terbilang baru, meskipun ada pola-pola marketing tradisional yang dilakukan sejak dulu. "Misalnya tabligh akbar atau party to community dan lobi-lobi politik," kata Firman. (ING)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja Adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja Adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com